12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>menganut agama Budha, dan para muslim di Bali, Bali Selam, yangmenganut agama Islam. Komunitas-komunitas agama ini hidupsecara rukun. Bahkan kadang-kadang mereka akan mengadakanperkumpulan bersama, seperti misalnya: masyarakat Bali Selam akanikut serta untuk menjadi bagian dari subak. Baru pada tahun 1930misionaris Kristen masuk ke Bali dan menyebarkan agama merekaserta membentuk masyarakat Kristen di Bali.Setelah masuknya Belanda, beberapa perubahan kecil mulaitimbul di dalam agama Hindu Bali sebagai respon terhadap keadaanbaru yang timbul. Pada tahun 1917, Stiti Bali (Asosiasi Bali) didirikanoleh Ketut Nasa dan mendorong para anggotanya untuk mendukungagama Hindu Bali milik mereka. Perkumpulan ini lalu menjadipergerakan politik yang akhirnya tidak berhasil. Tetapi pada tahun1922, sebuah sekaha jongkok (semacam bank) di Bali Utara menjadiasosiasi Santi (Asosiasi Perdamaian). Santi menemukan sekolahuntuk wanita dan para anggotanya ingin memperbarui Hindu Baliagar lebih sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat harmonisdengan kecenderungan modern.Publikasi tertulis pada masa ini juga berkontribusi terhadapterjadinya perubahan. Pada Oktober 1924, Goesti Tjakratanajamenerbitkan tulisan berkala dengan judul Bali Adnyana (Pemikirandari Bali) di Singaraja. Lalu, pada tahun 1925 Ketoet Nasa jugamenerbitkan jurnal Surya Kanta (Kristal Matahari) yang memberikandorongan di dalam terbentuknya asosiasi Surya Kanta. Sesuai denganWratisasana, sebuah teks Jawa dari abad ke-16 yang berisi aturanetis, asosiasi ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran yang lebihmendalam mengenai kerja sama untuk mendukung pembangunanpengolahan lahan dan masyarakat.Pada tahun 1933, terjemahan pertama Bhagavad Gita, yangdibuat oleh seorang pujangga muslim bernama Amir Hamzah (1911-1946) diterbitkan di dalam Poedjangga Baru, sebuah jurnal tulisanperiodik yang memiliki peran sangat besar di dalam sejarahkesusastraan Indonesia. Bagi banyak masyarakat Bali, terjemahan inimungkin merupakan introduksi pertama kepada ajaran yang belumdiketahui di dalam tradisi mereka. Terjemahan ini lalu mendapatperan yang sangat besar di dalam Hindu Bali, saat Parisada HinduDharma mengakuinya pada tahun 1962.Pada tahun 1930, sebagian besar masyarakat Bali juga membeli568 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!