12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>kekuatan-kekuatan militer muslim dari Arabia, Indo nesia tidakpernah mengalami proses seperti itu. Karena itu, sering dikatakanpara ahli, bahwa Indonesia merupakan kawasan muslim yang palingkurang mengalami Arabisasi (the least Arabicized). Penye baran Islamdi Indonesia pada umumnya berlangsung melalui proses yang seringdisebut sebagai penetration pacifique (penyebaran secara damai),pertama kali melalui introduksi Islam oleh para guru sufipengembara yang datang dari Timur Tengah sejak abad-abad 8 dan9; konversi massal selanjutnya terjadi berkat usaha para guru sufiyang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Proses semacamini, pada gilirannya, memberikan warna yang cukup khas bagi Islamdi Indonesia, yakni Islam yang akomodatif dan inklusif, kalau tidakbisa dikatakan cenderung sinkretik dengan sistem kepercayaan lokal.Perbenturan kaum muslim dengan kolonialisme Belanda dalambatas-batas tertentu memang meningkatkan eksklusivisme Islam.Kedatangan Belanda yang mencakup juga para misionaris Kristen,tidak bisa tidak telah mendorong terjadinya konsolidasi dan bahkanintensifikasi identitas Islam. Steenbrink (1995) meng ungkapkandengan baik sekali tentang konflik, mispersepsi, bias, dan sebagai -nya yang berkembang di kalangan penguasa kolonialis Belanda danmisionaris Kristen terhadap Islam. Semua ini, bisa diduga, tidak kon -dusif bagi penciptaan kehidupan keagamaan yang rukun, harmo nis,saling respek, dan penuh toleransi.Eksklusivisme Islam--yang menolak akomodasi dengan sistemkepercayaan lokal tadi--meningkat pula seiring dengan kemunculangelombang-gelombang upaya-upaya pembaruan tra disi Islam dikawasan ini sejak paruh kedua abad 17. Melalui ulama semacam Nural-Din al-Raniri, Abd al-Ra’uf al-Sinkili, Muham mad Arsyad al-Banjari, atau gerakan radikal semacam Gerakan Padri di Minang -kabau, Islam di Indonesia semakin cenderung bersifat skripturalistik(Azra 2004).Tetapi penting dicatat, sebagaimana dicatat Steenbrink (1995),kemunculan organisasi-organisasi modern Islam, khususnya Mu -hammadiyah, pada awal abad ini, berusaha membangun danmemelihara hubungan baik dengan pihak-pihak non-Muslim,terutama Kristen, walaupun mereka tetap menyimpan kecurigaanmendalam terhadap misi Kris ten yang mendapat perlakuan istimewadari pemerintah kolonial Belanda.22 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!