12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>mengubur segala kenangan akan berbagai bentuk pertikaian denganumat Islam di masa lalu guna bersama-sama berjuang bagikepentingan kemanusiaan universal sekarang ini, seperti keadilansosial, nilai-nilai moral serta perdamaian dan kemerdekaan sejati.Semangat keberimanan atau religiusitas yang inklusif seperti itukemudian mendorong lahirnya kelompok-kelompok dialog antarimanlain yang kemudian secara bersama-sama mengupayakanterwujudnya sebuah dinamika kehidupan beriman yang dinamis,dialogis dan inklusif. Sebut saja misalnya kelompok MADIA danYayasan Panca Dian Kasih, keduanya di Jakarta; Forum PersaudaraanUmat Beriman dan Komunitas Tikar Pandan di Yogyakarta; ForumPersaudaraan Antar-umat Beriman di Banyumas; Badan Kerja SamaAntar-umat <strong>Beragama</strong> di Manado; Forum Cinta Bangsa di Semarang;dan kelompok Relawan Demokrasi HAM di Mataram, Lombok.Kelompok-kelompok seperti ini dan banyak yang lain tetap aktifsampai sekarang dalam upaya mensosialisasikan cara hidup berimanyang terbuka terhadap perbedaan serta berupaya keras membantumenghadapi berbagai tantangan yang dimiliki oleh bangsa ini.SEMAKIN INKLUSIFSebagai bagian dari upaya untuk mencari bentuk-bentuk kehidupanberagama di negeri yang plural ini tentu saja gagasan-gagasan sepertiyang dilontarkan oleh Djohan Effendi, Th. Sumartana, DanielDhakidae, Mansour Fakih dan Romo Mangun serta kelompokkelompokdialog antar-iman di atas amat menarik untuk terus dikajidan ditindaklanjuti. Gagasan-gagasan mereka sangat dibutuhkandalam rangka mengembangkan suatu kehidupan keberagamaan dankeberimanan yang tidak mudah diperdaya apalagi dimanfaatkan olehkekuatan-kekuatan di luar agama untuk melayani kepentingan mereka.Hal ini penting mengingat, sebagaimana telah kita lihat, padazaman pra-kemerdekaan agama telah dijadikan sarana untukmelayani kepentingan penjajah. Kita lihat pula, pada jaman OrdeBaru konflik-konflik antar agama sengaja “dipelihara” sedemikianrupa, juga dengan maksud untuk melayani kepentingan penguasamaupun kelompok-kelompok tertentu waktu itu. Dengan kata lain,kalau dibiarkan begitu saja agama (lebih tepatnya para penganutagama-agama) bisa menjadi rentan dan kurang peka terhadap upayaupayaintervensi kekuasaan politik.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 553

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!