Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

abad.demokrasi.com
from abad.demokrasi.com More from this publisher
12.07.2015 Views

Democracy Projecthasilnya sendiri yang sepadan dengan kualitas dialog yang dilakukan.Karena setiap proses dialog antarmanusia, betapun sulitnya, akanmampu melahirkan wujud kebersamaan dan komitmen kemanusiaanyang baru, lebih dewasa dan bermakna. Namun perlu dicatat bahwadialog bukanlah mesin ajaib yang dengan otomatis akan memberipemecahan terhadap seluruh soal hubungan antarmanusia danhubungan antaragama pada khususnya, tapi dialog bisa menciptakankondisi hubungan yang lebih jujur, terbuka dan lebih kritis baikterhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain. Sendi-sendihubungan semacam itulah yang merupakan harapan untuk memper -baiki hubungan antarkelompok di masa depan.Karena itu, bagi Interfidei, dialog seperti yang dimaksudkan diatas perlu menjadi budaya dan mentalitas bangsa Indonesia.Kelompok-kelompok antariman dan setiap orang yang memilikikesadaran serta inisiatif pada soal-soal antariman dan aktifmelakukan kegiatan-kegiatan yang berbasis antariman dengan tujuanmembangun perdamaian, keadilan, demokrasi, serta keutuhanciptaan bagi kepentingan berbangsa dan bernegara, kiranya tidakmengenal lelah dan takut dalam setiap perjuangan. Apa yangdilakukan selama ini sudah sepantasnya sebagai sebuah gerakan,yaitu gerakan sosial yang benar-benar diinisiasi dari wargamasyarakat untuk masyarakat, tanpa ada perbedaan. Dengan gerakanbersama semacam ini, apa yang dikerjakan akan semakin memberihasil yang jelas dan dapat dirasakan manfaatnya oleh semakin banyakorang, di manapun juga. Ini bukan hanya merupakan mimpi daripendiri dan seluruh keluarga besar Interfidei, tetapi harapan darisemua orang, warga masyarakat untuk Indonesia yang plural, adil,damai, dan sejahtera tanpa kekerasan. 25Salah satu obsesi besar Th. Sumartana adalah, menjadikanInstitut Dialog Antariman di Indonesia (Interfidei) sebagaitempat di mana semua orang yang berbeda latar belakangagama, etnis, sosial, pendidikan, budaya, gender, dan lainsebagainya, bisa bertemu, bertukar pikiran, pengalaman,menggagas pikiran-pikiran yang jernih, kreatif, dan produktifbagi kepentingan kemanusiaan, kepentingan masyarakat,kepentingan bersama semua orang. Tempat yang dinamakannyasebagai “dialogue center”, atau yang sempat disebutnya pada540 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Democracy Projectwaktu-waktu terakhir, sebagai rencana jangka panjang ke depan,yaitu “akademi dialog antariman”. “Interfidei harus menjaditempat yang bisa membantu masyarakat untuk menikmatikehidupan bersama yang damai, bersahaja, tulus, jujur danrealistis” 26 (Elga Sarapung, Mas Tono yang Saya Kenal, dalamNewsletter Interfidei, edisi April 2003).Dengan sangat sadar, pengalaman 17 tahun sebagai sebuahLembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam bidang kerja,kajian, penelitian, pelatihan dan pembelajaran serta aksi bersamaantariman, di Indonesia, tidaklah mudah. Dinamika pluralitasmasyarakat sangat menantang, demikian juga dengan perkembangandan perubahan di masyakarat. Perlu semangat dan kesungguhan yangtidak mudah goyah serta mentalitas yang kuat, tidak mudahterprovokasi apalagi terbuai dengan berbagai hal yang sifatnyasementara dan eksklusif. Dari pengalaman selama 17 tahun dandengan melihat seluruh perkembangan yang terjadi di berbagaidaerah di Indonesia, Interfidei optimis bahwa hasil dari apa yangdilakukan oleh gerakan-gerakan sosial semacam ini memberi manfaatbesar bagi masyarakat, bangsa dan negara–jauh ke depan, bagigenarasi mendatang. Optimisme ini lebih memperkuat semangatuntuk tetap melakukan kerja-kerja perdamaian bagi kemaslahatanumat manusia.[]Catatan:1Tulisan yang dibuat khusus untuk 70 tahun pak Djohan Effendi, salah seorangPendiri Institut DIAN/Interfidei.2Direktur Institut DIAN/Interfidei, 2003 - sekarang3Sebagaimana ditulis oleh professor Huntington dalam The Clash of Civilizations,“agama, katanya, menjadi perumus civilisasi dan memainkan peran sangat besardalam pertikaian-pertikaian baik di dalam suatu sivilisasi maupun di antarasivilisasi…”, Daniel Dhakidae, Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara OrdeBaru, 2003, hal. 521.4Tentang hal ini, antara lain dapat dibaca dalam buku yang ditulis EddyKristiyanto, OFM tentang Sakramen Politik, MempertanggungjawabkanMemoria, Lamalera, Yogyakarta, 2008 dan buku yang ditulis Pdt. E.G. Singgih,Ph.D., Iman dan Politik dalam era Reformasi di Indonesia, BPK-Gunung Mulia,Jakarta, 2000.5Tentang hal ini banyak ditemui dalam penelitian yang dilakukan team penelitiInstitut DIAN/Interfidei selama 3 (tiga) tahun penelitian di beberapa sekolah diBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 541

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>hasilnya sendiri yang sepadan dengan kualitas dialog yang dilakukan.Karena setiap proses dialog antarmanusia, betapun sulitnya, akanmampu melahirkan wujud kebersamaan dan komitmen kemanusiaanyang baru, lebih dewasa dan bermakna. Namun perlu dicatat bahwadialog bukanlah mesin ajaib yang dengan otomatis akan memberipemecahan terhadap seluruh soal hubungan antarmanusia danhubungan antaragama pada khususnya, tapi dialog bisa menciptakankondisi hubungan yang lebih jujur, terbuka dan lebih kritis baikterhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain. Sendi-sendihubungan semacam itulah yang merupakan harapan untuk memper -baiki hubungan antarkelompok di masa depan.Karena itu, bagi Interfidei, dialog seperti yang dimaksudkan diatas perlu menjadi budaya dan mentalitas bangsa Indonesia.Kelompok-kelompok antariman dan setiap orang yang memilikikesadaran serta inisiatif pada soal-soal antariman dan aktifmelakukan kegiatan-kegiatan yang berbasis antariman dengan tujuanmembangun perdamaian, keadilan, demokrasi, serta keutuhanciptaan bagi kepentingan berbangsa dan bernegara, kiranya tidakmengenal lelah dan takut dalam setiap perjuangan. Apa yangdilakukan selama ini sudah sepantasnya sebagai sebuah gerakan,yaitu gerakan sosial yang benar-benar diinisiasi dari wargamasyarakat untuk masyarakat, tanpa ada perbedaan. Dengan gerakanbersama semacam ini, apa yang dikerjakan akan semakin memberihasil yang jelas dan dapat dirasakan manfaatnya oleh semakin banyakorang, di manapun juga. Ini bukan hanya merupakan mimpi daripendiri dan seluruh keluarga besar Interfidei, tetapi harapan darisemua orang, warga masyarakat untuk Indonesia yang plural, adil,damai, dan sejahtera tanpa kekerasan. 25Salah satu obsesi besar Th. Sumartana adalah, menjadikanInstitut Dialog Antariman di Indonesia (Interfidei) sebagaitempat di mana semua orang yang berbeda latar belakangagama, etnis, sosial, pendidikan, budaya, gender, dan lainsebagainya, bisa bertemu, bertukar pikiran, pengalaman,menggagas pikiran-pikiran yang jernih, kreatif, dan produktifbagi kepentingan kemanusiaan, kepentingan masyarakat,kepentingan bersama semua orang. Tempat yang dinamakannyasebagai “dialogue center”, atau yang sempat disebutnya pada540 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!