12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>manusia dan kehidupan, di mana manusia berada, tanpa pengecekan,peringatan, dan refleksi. Pada waktu yang sama, berbicara tentangpanggilan profetis dan fungsi pembebasan agama-agama, kita jugatidak bisa menutup mata terhadap kenyataan (khususnya dalamsejarah kontemporer) bahwa agama acapkali kehilangan roh profetis,lalu terperosok dalam perangkap kooptasi kekuasaan yang destruktifdan struktur-struktur politik yang menindas, melecehkan, diskri -minatif. Dalam catatan sejarah agama-agama, tentang hal ini sangatjelas. Sebab itu, kritik terhadap agama dan hidup beragama tetapperlu dijalankan. Dengan demikian, agama dan keberagamaan parapengikutnya tetap menjadi relevan dan konkret dalam kehidupansehari-hari.Memang tingkat kemampuan masyarakat untuk memahamisubstansi dan makna dari agama-agama dalam hidup bermasyarakatdan berbangsa, masih terbatas. Keadaan ini tentu tidak bisa dipisah -kan dari kenyataan umum bahwa masih banyak rakyat Indonesiayang miskin dan relatif berpendidikan rendah. Selain itu, polapendidikan agama yang ada di sekolah-sekolah, termasuk di pusatpusatpendidikan agama yang dilakukan oleh masing-masinglembaga keagamaan ataupun secara pribadi, masih kuat menekankanpada soal-soal tentang ”agama itu” saja (sesuai dengan yang dianutoleh peserta didik), itu pun lebih bersifat doktriner, hapalan, dandalam banyak hal tidak menyentuh aspek pluralitas agama danrelevansinya dalam masyarakat plural. 5 Itupun ditambah denganpengalaman yang terjadi selama ini, tentang perlakuan terhadapagama-agama. Selain terjadi intervensi dari negara, juga agamaagamalebih banyak digunakan untuk kepentingan-kepentingantertentu saja, terutama berkaitan dengan politik kekuasaan danekonomi. Dan oleh lembaga-lembaga keagamaan umumnya, agamaagamalebih dihargai dan diperlakukan dalam wujud institusi yangsimbolistik-ritualistik, bukan substansi dan nilai-nilai.Dengan kondisi semacam itu seringkali beragama masihmencerminkan kemampuan umat yang masih sangat terbatas, belumbanyak kemajuan. Sehingga seringkali agama-agama lebih menjadi(dijadikan) beban dan kekuatan anti perubahan, dan seolah-olahbertolak belakang dengan demokrasi. Artinya, substansi maknaagama-agama serta hidup beragama dalam konteks plural seakanakantidak ada kaitannya dengan pemaknaan proses dan esensi522 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!