12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Setiap nabi--baik yang diketahui ataupun tidak, mem bawa wahyuatau ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku bagi masyarakatnyamasing-masing; dan, dengan demikian, yang rele van dengan kondisikondisisosio-historis mereka. Faktor-faktor sosio-historis inimerupakan salah satu penyebab utama terjadinya kemajemukan,keragaman keagamaan dalam perkembangan sejarah manusia.Terlepas dari soal kemajemukan itu, pandangan Islam ten tang wahyudan penyampaian hukum-hukum Tuhan ini menjadi salah satu faktorpemersatu manusia atas-dasar kesamaan prin sip-prinsip agama danmoralitas (al-Faruqi & al-Faruqi, 1986: 193).Dalam konteks terakhir ini, Islam sangat menekankan kepa dapara penganutnya untuk mengembangkan common platform, yang didalam istilah al-Qur’an (S Âli ‘Imrân 3: 64) disebut kalîmatun sawâ,dengan penganut agama-agama lain. Common platform itu hendak -lah dibangun atas dasar keimanan yang benar, yakni tauhîd, KeesaanTuhan. Dari dasar inilah selanjutnya dikembangkan ti tik-titik temudalam berbagai lapangan kehidupan. Dengan me ngem bangkan titiktitiktemu—bukan perbedaan-perbedaan—dapat di ciptakan kehidup -an bersama yang toleran, saling meng har gai, dan saling mempercayai.Pengembangan kalîmatun sawâ dalam aspek-aspek tertentu yangberkaitan dengan teologi, doktrin dan, tentu saja, ritual, tampaknyasulit dicapai; dan mungkin tidak perlu, karena dapat menjurus ke -pada “penyatuan” agama-agama, yang tentu saja sulit diterima olehpihak agama mana pun. Karena itu, common platform tersebut dapatdan seyogyanya bertitik tolak dari aspek etis agama-agama, tanpaharus berarti menjadikan agama sebagai ajaran etis dan moral bela -ka, sehingga agama menjadi semacam humanisme universal saja.Jelas, bahwa seluruh agama hampir sepenuhnya sepakat tentang yangbaik dan yang buruk pada berbagai tingkat kehidupan manusia.PENGALAMAN HISTORIS MUSLIMBerdasarkan kerangka doktrinal Islam yang dikemukakan secarasingkat tadi, kaum muslim mengimplementasikan “teolo gikerukunan” Islam sepanjang sejarah. Nabi Muhammad sendirimemulai pengalaman itu, ketika ia hijrah ke Madinah pada 622 M.Pembentukan negara-kota Madinah, tidak ragu lagi, merupa kanmomen historis sejauh menyangkut implementasi kerangka teologi,doktrin, dan gagasan kerukunan keagamaan Islam terhadap para18 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!