12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>rinci, akan dijumpai jejak kekerasan yang sama pada semua agama.Bahkan setiap bentuk pengagamaan terhadap orang yang sudahberagama adalah pada dasarnya adalah sebuah kekerasan.Untuk itu narasi-narasi pembenaran diri terus menerus dibangundan diperbarui berdasarkan teks-teks keagamaan. Ini diperlukanuntuk memberi legitimasi terhadap klaim kebenaran yang diusung.Teks-teks keagamaan ditafsirkan sedemikian rupa untuk dijadikandasar pembenaran bagi tindakan kekerasan.Terkait dengan masalah kebenaran, maka harus ditegaskan–dalam konteks agama-agama–bahwa hanya Tuhanlah yang benar.Atau dibandingkan dengan kebenaran-kebenaran yang ada dalamagama-agama atau keyakinan, maka Tuhanlah Sang Kebenaran atauYang Maha Benar. Kalau Tuhan adalah Yang Maha Benar, makasebenarnya tidak boleh ada siapapun atau agama apapun jua yangboleh mengklaim bahwa dirinya, alirannya, atau keyakinannya,bahkan agamanyalah yang paling benar. Sebab ketika itu terjadi makatindakan itu adalah kemusyrikan. Kalau Tuhan adalah SangKebenaran atau Yang Maha Benar, maka kebenaran-kebenaran yangada pada setiap agama dan keyakinan adalah relatif. Ia harus tundukdi bawah penghakiman Tuhan, Dia yang empunya teks itu.Kebenaran manusia selalu relatif dalam berhadapan dengan SangKebenaran atau Sang Maha Benar, yaitu Tuhan. Sebab itu,mengklaim bahwa hasil tafsiran terhadap teks-teks Kitab Suci sebagaisatu-satunya kebenaran adalah absurd.Itu sebabnya, tidak boleh ada siapapun atau agama apapun jugayang boleh menghakimi kebenaran pada agama-agama ataukeyakinan yang berbeda. Tidak boleh ada siapapun atau agamaapapun yang berhak mengatasnamakan Tuhan lalu menghukumorang yang berbeda keyakinan. Pada tingkat inilah sebenarnya agamamejadi berhala. Agama berbeda dengan Tuhan, dan agama bukanTuhan. Agama tidak bisa bahkan tidak boleh menjadi Tuhan. HanyaTuhanlah yang Benar, Sang Kebenaran, dan Dialah satu-satunyapemilik kebenaran yang sejati!Berdasarkan pengamatan terhadap perubahan sikap beriman danberkeyakinan para peserta lokakarya yang diselenggarakan olehDialogue Centre di berbagai tempat, maka nampak bahwasebenarnya hakikat dari agama yang mereka anut dan yakini adalahcinta kasih, perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan. Itu terbukti502 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!