12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>AGAMA: ANTARA PERDAMAIAN DAN KEKERASANSatu pertanyaan yang kemudian dimunculkan dalam berbagaikegiatan lokakarya dialog antariman itu adalah, kenapa orang bisamelakukan kekerasan atas nama agama terhadap orang yang berbedakeimanan dan keyakinan, padahal diketemukan bahwa ternyataagama-agama adalah sumber perdamaian? Dari diskusi-diskusi yangberlangsung, diketemukan bahwa ternyata agama-agama mempunyaidua wajah: wajah damai tetapi juga wajah kekerasan. Wajah damaipada agama hadir ketika para penganutnya terbuka dan mengakuibahwa kebenaran tidak tunggal, dan dalam agama lain terdapat jugaajaran-ajaran yang menganjurkan kebaikan dan cinta kasih. Wajahdamai dalam agama hadir ketika para penganutnya meyakini bahwamisi agama adalah memperjuangkan keutuhan harkat dan martabatmanusia, dan bersedia bekerjasama dengan umat dari agama lainuntuk membangun kebaikan bagi semua, karena itulah hakikatagama. Sebaliknya, wajah kekerasan dalam agama muncul ketikapara penganut agama mengklaim bahwa agamanyalah yang mutlakbenar dan yang lain sesat atau minimal kurang benar.Klaim kebenaran ini menjadi dasar untuk membedakan dirinyaatau kelompoknya dari orang lain, antara yang benar dan yang sesat.Ia lalu menjadi penanda diri atau identitas kelompok. Ia menjadipenanda batas antara “orang dalam” dan “orang luar”, antara“kami” dan “kalian”, antara yang diselamatkan dan yang dihukum,dan seterusnya. Pada gilirannya klaim kebenaran ini lalu mewujuddalam perilaku, cara berpakaian, cara bersembahyang, dan berbagaiatribut serta simbol. Klaim kebenaran ini kemudian juga seakan-akanmenjadi sumber otoritas untuk menghukum orang lain yang memilikitafsiran dan keyakinan yang berbeda. Sebab itu para “pembang -kang”adalah yang pertama menderita ancaman penyingkiran dantindak kekerasan atas nama agama. Kita juga ingat kisah al-Hallaj,pengikut aliran filsafat pada jaman al-Ghazali, atau pengikutwahdatul wujud pada masa kesultanan Aceh, tragedi Datu Abulungdi Kalimantan Selatan, atau kasus Marthin Luther vs Roma, bahkankekerasan terhadap para pengikut aliran Ahmadiyah di beberapatempat di Tanah Air.Kekerasan juga sering meluas, terutama pada kasus penyebaranagama. Di sini “orang lain” dipersepsikan sebagai “musuh” yangharus dilawan atau ditaklukkan. Bahkan jika dilakukan telaah secaraBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 501

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!