12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>pada tingkat ketakwaan masing-masing (Q.S. al- Hujurât 49: 13).Inilah yang menjadi dasar perspektif Islam tentang “kesatuan umatmanusia” (universal humanity), yang pada gilirannya akan men -dorong berkembangnya solidaritas antar-ma nusia (ukhûwah insânîyahatau ukhûwah basyarîyah).Lebih jauh, menurut Islam, manusia dilahirkan dalam keadaansuci (fithrah). Dengan fitrahnya, setiap manusia dianugerahi ke mam -puan dan kecenderungan bawaan untuk mencari, memper timbang -kan, dan memahami kebenaran, yang pada gilirannya akanmem buatnya mampu mengakui Tuhan sebagai sumber kebenaranterse but. Kemampuan dan kecenderungan inilah disebut sebagaisikap hanîf (al-Rûm 30:30). Atas dasar prinsip ini, Islam mene gaskanprinsipnya bahwa setiap manusia adalah homo religious.Di dalam tradisi Arabia pra-Islam, orang-orang ini dikenal se -bagai hanîfiyah, yakni mereka yang menolak setiap pengasosiasian“tuhan-tuhan palsu” (pseudo-gods) dengan Tuhan yang sebenarnya,karena perbuatan semacam ini adalah “syirk” (associationism), mem -persekutukan Tuhan. Lebih jauh lagi, orang-orang Hanifiyah me -nolak untuk berpartisipasi dalam ritual-ritual pagan, dan berusahamempertahankan kesucian teologi dan etik mereka. Orang-orangHanifiyah mengetahui dan memahami banyak hal tentang agama.Berkat kecenderungan mereka untuk selalu berupaya menemukankebenaran yang sejati itu, orang-orang hanîf pada gilirannya menja -di orang-orang yang berpegang teguh pada monoteisme yang ketat(strict monotheism). Di dalam al-Qur’an, manusia hanîf ini diidenti -fikasikan dengan Nabi Ibrahim yang dalam pencarian kebenaranpada akhirnya menemukan Tuhan yang sejati. Ibrahim, tentu sajadikenal sebagai panutan tiga agama wahyu: agama Yahudi, Kristen,dan Islam. Ketiga agama ini di kalangan ahli perbandingan agamadisebut sebagai agama Abrahamik (Abrahamic religions). Nabi Mu -hammad yang mengetahui betul tentang orang-orang hanîf ini per -nah menyatakan, bahwa “Islam identik dengan Hanifiyah” (al-Faru qi& al-Faruqi, 1986: 61).Identifikasi orang hanîf dengan Islam memperkuat pandanganbanyak ulama, bahwa “islam” (dengan “i” kecil) merupakan aga mafitrah (dîn al-fithr) yang telah disampaikan Tuhan sejak masa NabiAdam dan dilanjutkan oleh nabi-nabi dan rasul-rasul selan jutnya.Tetapi jelas, tidak semua manusia-karena berbagai alasan mengikutiBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 15

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!