12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>membuktikan bahwa Is lam adalah agama bidat dan anti-Kristus.Hanya sebagian kecil di antara para teolog dari kedua belah pihakyang mampu mencapai pengertian lebih baik tentang kedua agamaIbrahim ini.Teologi dalam pembicaraan ini tidak terbatas pada discoursetentang Tuhan sebagai salah satu aspek yang paling sen tral dariagama mana pun. Secara tradisional, dalam Islam discourse tentangteologi menyangkut tiga hal besar: sifat iman dan status muslim yangmelakukan “dosa besar”; determinisme dan kebe basan manusia; dansifat-sifat Tuhan. Dalam dunia pemikiran dan intelektualismemuslim, discourse mengenai teologi tidak lagi terbatas pada ketigahal ini, tetapi juga telah masuk ke wilayah lain, sehingga memuncul -kan berba gai macam “teologi”, seperti teologi tanah (HassanHanafi), teologi lingkungan hidup (Seyyed Hossein Nasr), teologipembebasan, dan sebagainya. Mempertimbangkan perkembanganini, discourse tentang “teologi kerukunan umat beragama” merupa -kan hal yang cukup absah pula.KERUKUNAN AGAMA: BINGKAI TEOLOGIS ISLAMPerspektif teologi Islam tentang kerukunan hidup antaragama—dankonsekuensinya, antarumat beragama—berkaitan erat dengandoktrin Islam tentang hubungan antara sesama manusia danhubungan antara Islam dengan agama-agama lain. Perspektif Islamtersebut, seperti akan kita lihat, tidak hanya berangkat dari kerangkakerangkateologis Islam itu sendiri, tetapi juga berpijak dariperspektif Islam mengenai pengalaman historis manusia sendiri,dalam hubungannya dengan agama-agama yang dianut oleh umatmanusia.Islam pada esensinya memandang manusia dan kemanusiaansecara sangat positif dan optimistis. Menurut Islam, manusia ber asaldari satu asal yang sama; keturunan Adam dan Hawa. Meski berasaldari nenek moyang yang sama, tetapi kemudian manusia menjadibersuku-suku, berkaum-kaum, atau berbangsa-bangsa, lengkapdengan kebudayaan dan peradaban khas masing-masing. Semuaperbedaan dan distingsi ini selanjutnya mendorong mere ka untukkenal-mengenal dan menumbuhkan apresiasi dan res pek satu sarnalain. Perbedaan di antara umat manusia, dalam pandangan Islam,bukanlah karena warna kulit dan bangsa, tetapi hanyalah ter gantung14 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!