12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>pengambilalihan hak milik itu secara paksa oleh negara; danakhirnya, pasal itu dengan tegas membatasi berbagai aktivitasordo-ordo keagamaan, melarang mereka terlibat di dalamindustri, perdagangan, dan (apa yang paling tidak bisa diterimaoleh orang-orang Katolik) pendidikan. (Gunther dan Blough,1981: 369)Terhadap rancangan ini, para pemimpin gereja bereaksi keras.Gunther dan Blough memberikan kita dokumentasi yang kayamengenai reaksi spontan dan cepat Gereja Katolik terhadap pasalpasalitu, ketika pasal-pasal ini diperdebatkan di dalam parlemen.Lapor mereka:Ketika perdebatan berlangsung mengenai pasal-pasal menyangkutagama ini, Ramón Molina, anggota parlemen yang juga seorangpendeta, menyebut Konstitusi 1931 itu sebagai “ajakan untukPerang Saudara.” Segera sesudah pemungutan suara diseleng -garakan mengenai Pasal 26, wakil-wakil dari wilayah yang banyakdidominasi pertanian, Basque dan Navarre (kantong-kantongKatolik yang utama) meneriakkan ketidakpuasan mereka, serayakeluar dari ruang sidang, dan menuduh Dewan sedang men -desakkan jalan keluar yang “penuh paksaan dan sektarian”terhadap masalah agama. Mereka menolak ikut serta dalamperdebatan apa pun sesudahnya dan menyatakan diri tidakbertanggungjawab atas naskah final Konstitusi 1931, yang denganbegitu mengartikulasikan ancaman langsung terhadap legitimasirezim baru. Alcalá-Zamora, seorang Katolik moderat yangmenduduki jabatan perdana menteri, mengundurkan diri darijabatan pemerintahannya dan mengancam akan menggerakkansebuah oposisi Katolik. Josá María Gil Robles, seorang juru bicaraKatolik yang menonjol, menegaskan bahwa rakyat Spanyol yangreligius “tidak dapat menerima draf Konstitusi ini, dan kamimenyatakan ... bahwa sejak saat ketika draf seperti disetujui, kamiakan memproklamasikan dibukanya periode konstituen baru.”(Gunther dan Blough, 1981: 369-70)Ini berbeda dari reaksi Gereja Katolik terhadap Konstitusi 1978.Terhadap konstitusi ini, mereka menerima prinsip-prinsip negaranon-denominasional (Katolisisme bukan agama resmi negara) dan480 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!