12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>intensitas yang belakangan terus meningkat, mereka mulai men -dukung proses demokratisasi dan membangun jaringan dengankelompok-kelompok oposisi. Belakangan, sesudah Franco meninggal,mereka juga mulai secara terbuka memperlihatkan dukungan merekakepada pembentukan sebuah sistem politik yang lebih terbuka danpluralis.Pada 1971 Tarancón dinominasikan sebagai kepala KeuskupanAgung. Ini dengan kuat mengindikasikan bahwa keseimbangankekuatan di dalam keuskupan telah bergeser dan kini dimenangkanoleh mereka yang mendukung pandangan bahwa Gereja Katolikharus mengubah strateginya dalam berhubungan dengan negara.Salah satu pernyataan Tarancón, di mana ia memberi sinyal tegasbahwa gereja kini tidak lagi tertarik kepada politik kekuasaan, sangatmonumental dalam sejarah Spanyol. Katanya: “Kami berkeyakinanbahwa layanan terbesar yang dapat kami berikan kepada Gereja danrakyat Spanyol adalah ini: untuk menunjukkan sejelas-jelasnya danseterbuka mungkin bahwa kami ingin tetap berada di luar segalakasak-kusuk upaya merebut kekuasaan; dan untuk mengakuikebebasan umat Kristen di dalam mengatasi masalah temporalmereka dengan cara mereka sendiri, sejalan dengan tuntutan hatinurani mereka” (dikutip dalam Gunther dan Blough, 1981: 381).Di bawah kepemimpinan Tarancón, para uskup bersidang pada1971 dan memproklamasikan sebuah pernyataan krusial: “Kamitelah berbuat dosa ... dan kami minta maaf ... karena pada masa itu[masa Perang Saudara] kami tidak tahu bagaimana seharusnya kamiberperilaku sebagai pembawa pesan-pesan rekonsiliasi ke jantungbangsa kami, yang dikoyak-koyak oleh sebuah peperangan di antarapara saudara” (dikutip dalam Pérez-Díaz, 1993: 168; lihat juga Linz,1991: 169-70). Deklarasi ini, yang disahkan dengan perbandingansuara yang mendukung dan menolak 137 versus 78 (Pérez-Díaz,1993: 168), menjadi “lonceng kematian” bagi rezim otoritarian,yang legitimasinya, setidaknya sebagian, sangat didasarkan atas klaimbahwa rezim itu adalah pembela Gereja Katolik dari sentimen antiklerikalismedi masa Perang SaudaraGereja di Bawah Demokrasi BaruKarena berbagai perubahan besar yang berlangsung di dalam dirinya,kematian Franco pada 1975 dan transisi menuju demokrasiBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 477

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!