12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>kepada upaya pembangunan kembali gereja dan biara Simbolsimbolagama kembali mendominasi ruangan. Para uskup danpendeta menempati posisi penting dalam upacara resmi ke -negaraan apa pun, dan para pejabat menghadiri upacara-upacarakeagamaan. Mereka yang sebelumnya pernah menentangpraktik-praktik ini, juga kehidupan intelektual, media massa,dan buku-buku ajar–semuanya dikenai sensor pemerintah, agarkan dungan nya dibebaskan dari kritik terhadap gereja.Pendek kata, kata Linz, “di berbagai wilayah, negara sudahmenjadi alat sekuler bagi [kepentingan] gereja, sedang gereja padasaat yang sama berperan penting di dalam memberi legitimasi kepadarezim” (1991: 162). Dengan sendirinya identifikasi negara danagama ini telah membahayakan banyak kelompok minoritas diSpanyol. Karena Katolisisme dipandang sebagai agama resmi negara,misalnya, maka “kaum Protestan kehilangan hak untuk mendudukijabatan politik, untuk menjalankan ibadah secara terbuka dan untukberdakwah” (Gunther dan Blough, 1981: 371). Proses ini mencapaititik kulminasinya pada 1953 ketika, setelah diundur beberapa kalidan dengan ogah-ogahan, Vatikan pada akhirnya menandatanganisebuah konkordat yang mengakhiri isolasi internasional atas rezimFranco waktu itu (Linz, 1991: 164)Sekalipun demikian, beberapa pihak di Gereja Katolik mulaimerasa tidak puas dengan perkembangan di atas Demikian, karenamereka menyaksikan bahwa banyak sektor penduduk Spanyolsebenarnya tidak terlalu peduli dengan klaim-klaim doktrinal danmoral gereja, sedang pada saat yang sama pelanggaran rezim atasHAM warganegara waktu itu sudah begitu menghancurkan klaimmoral dan legitimasi gereja yang mendukung rezim itu. Akibatnya,beberapa aktivis gereja mulai mengambil posisi yang cukup kritisterhadap rezim. Sebagian karena pengaruh kondisi sosial yang tengahberubah dan sebagian lainnya sebagai reaksi terhadap beberapainovasi teologis yang didukung oleh Konsili Vatikan II, parapemimpin gereja yang lebih muda mulai bicara terbuka mengenaikebutuhan untuk memihak yang lemah dan membela HAM yangdilanggar. Yang sangat menonjol di jajaran pemimpin muda inimisalnya adalah Enrique y Tarancón dan sejumlah uskup luar biasayang penunjukannya berada di luar kontrol Jenderal Franco. Dengan476 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!