12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>seperti Andres Nin, menyatakan bahwa mereka sebenarnya bisamenyelesaikan “masalah gereja” dengan “menyelesaikan akarakarnya”sekalian. Katanya, “Kami sudah berhasil meluluhlantakkanpendetanya, gerejanya, dan kultus-kultusnya” (dikutip dalam Pérez-Díaz, 1993: 129). Sementara itu, organ-organ sosialis, sepertiterbitan El Socialista, dengan tegas menyatakan, “Seorang manusiaprogresif harus menyerang asal-usul itu, akar itu, dan, lebih darisekadar anti-klerik, ia harus bersikap anti-agama. ... Sosialisme itutidak sejalan dengan Katolisisme atau agama lain apa pun juga”(dikutip dalam Gunther dan Blough, 1981: 389).Berubahnya Peran Gereja di Bawah FrancoDi bawah situasi demikian, sangat masuk akal jika sebagian besarkalangan di Gereja Katolik di Spanyol, ketika Perang Saudaraberlangsung, mendukung kaum nasionalis yang berjanji akanmenghidupkan kembali Peradaban Kristen dan meng-Kristen-kankembali bangsa itu. Gereja juga memberikan dukungannya kepadapemberontakan militer di bawah Francisco Franco, yang kemudiantampil sebagai pemenang Perang Saudara Kala itu Gereja KatolikSpanyol juga bersatu bukan saja dalam semangat batiniah mereka,tapi juga dalam kesediaan mereka untuk melancarkan aksi-aksiterencana, seperti dengan terang disampaikan Kardinal Goma: “Parapemimpin (Katolik) sekalian! Mari bangkitkan jiwa Katolisisme...!Pastikan bahwa tidak ada hukum, tidak ada kursi (jabatan), tidak adakonstitusi, dan tidak ada koran yang berada di luar kontrol ataumenentang Tuhan dan Gereja-Nya di Spanyol!” (dikutip Pérez-Díaz,1993: 132).Akibatnya, ketika menang perang dan berkuasa, kalangannasionalis kemudian membatalkan banyak undang-undang warisankalangan Republik dan mengembalikan berbagai hak istimewa yangsebelumnya direbut dari Gereja Katolik. Seperti dilaporkan Linz(1991: 162):[Mereka] menghidupkan kembali kehadiran agama di duniapendidikan, mengharamkan praktik perceraian, memberikewenangan kepada pengadilan agama untuk mengurusimasalah-masalah perkawinan, menyediakan dana publik untukmembayar gaji para pengurus gereja, dan memberi subsidiBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 475

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!