12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Dengan memanfaatkan kerangka Stepan sebagai papan seluncur, sayaakan menelusuri berbagai alur (path) di mana proses konsolidasidemokrasi dicapai antara lain karena ada komitmen kuat di kalanganpara pemimpin politik dan agama untuk menghormati prinsip“toleransi kembar” di atas Dengan kata lain, saya ingin mencobamenjawab pertanyaan bagaimana “toleransi kembar” kebebasan bagipemerintahan yang baru terpilih untuk menentukan kebijakan danmenjalankannya, juga kebebasan bagi organisasi-organisasi agamauntuk memainkan peran di ranah sosial dan politik, sesungguhnyadibangun menurut aransemen sosial dan politik tertentu Lebihempiris lagi, pertanyaan saya adalah sejauh mana dan mengapa sikapdan perilaku para pemimpin politik dan agama dibentuk oleh ko -mitmen itu, sedemikian sehingga demokratisasi dapat di konsolidasi -kan.Tulisan ini akan dibagi ke dalam lima bagian. Sesudah pen -dahuluan ini, saya akan dengan cepat membahas kerangka konsep -tual yang diusulkan Stepan. Karena pandangannya mengenai“toleransi kembar” didasarkan atas definisi institusional tentangdemokrasi dan konsolidasi demokrasi, saya juga akan menyinggungsoal ini. Pada bagian ketiga dan keempat, bagian paling substantiftulisan ini, saya akan menelusuri hubungan gereja-negara masingmasingdi Spanyol dan Itali dan menelusuri bagaimana “toleransikembar” turut memainkan peran di dalam konsolidasi demokrasi.Bagian akhir berisi kesimpulan, di mana saya akan membandingkankasus Spanyol dan Itali, dengan sedikit catatan mengenai relevansi -nya untuk kita di Indonesia.AGAMA DAN KONSOLIDASI DEMOKRASI:“TOLERANSI KEMBAR”Dalam pendekatan institusional mereka tentang demokrasi, JuanLinz dan Alfred Stepan mendefinisikan demokrasi sebagai “sebuahsistem regulasi konflik yang memungkinkan berlangsungnyapersaingan terbuka di antara nilai-nilai dan tujuan-tujuan yanghendak diperjuangkan oleh warganegara” (Stepan, 2001: 216). Iniberarti, sejauh sebuah kelompok, termasuk kelompok agamasemacam Gereja Katolik, tidak menggunakan cara-cara kekerasan,tidak melanggar hak-hak warganegara lain, dan bekerja di dalamaturan-aturan yang diizinkan dalam demokrasi, maka kelompok itu470 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!