12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>prematur, biasanya oleh militer) sebagai–meminjam istilah yang kinisudah makin populer–“the only game in town” Yang penting dalamkonteks ini: bagaimana gereja bereaksi tidak saja menentukan nasibgereja di masa depan, tapi juga memengaruhi proyek nasionalkonsolidasi demokrasi.Saya hendak mengeksplorasi tema di atas: upaya gereja nasionaldi Spanyol dan Itali di dalam membangun hubungan mereka denganpemerintahan baru yang dipilih secara demokratis di suatu era ketikademokratisasi sedang dikonsolidasikan. Saya juga akan mencobamenelusuri sumbangan apa yang diberikan kedua gereja nasional itudalam proses ini, dan insentif apa yang ditawarkan demokrasisehingga kedua gereja itu mau berbuat demikian. Tujuan saya adalahuntuk melihat secara historis dan empiris adekuasi kerangkakonseptual yang baru-baru ini dikemukakan oleh Alfred Stepanmengenai hubungan yang pas yang seharusnya bisa dibangun antaranegara dan agama dalam sebuah demokrasi, yakni gagasannyamengenai “toleransi kembar” (twin toleration). Secara singkat (sayaakan mendiskusikannya lebih jauh nanti), Stepan menegaskan bahwa,agar sebuah sistem demokratis bisa berjalan dengan baik, harus adabatas-batas kebebasan bagi pemerintahan terpilih yang tak bolehdilanggar oleh individu dan kelompok agama, dan demikian jugasebaliknya.Spanyol dan Itali adalah ladang subur untuk melihat adekuasikerangka di atas secara historis dan empiris. Pertama, dalam sejarahpanjang kedua negara itu, agama (Katolik) memainkan peranpenting, bahkan menentukan. Sementara itu, kedua, sepanjangkurang-lebih lima dekade, dimulai pada 1940-an di Itali dan 1970-an di Spanyol, kedua negara itu mengalami proses redemokratisasi,karena sebelumnya demokrasi pernah ada di kedua negara itu tetapidigagalkan oleh naiknya otoritarianisme (oleh Mussolini di Itali danFranco di Spanyol) Selain itu, kini ada kesepakatan bersama dikalangan para sarjana bahwa sistem demokratis sudah sepenuhnyaterkonsolidasikan di kedua negara itu pada pertengahan kedua 1970-an, sekalipun, seperti akan saya singgung nanti, kasus konsolidasidemokrasi di Spanyol lebih jelas dibanding di Itali.Sehubungan dengan sejarah panjang ini, saya ingin meng -eksplorasi berbagai perubahan yang terjadi dalam corak hubunganantara negara dan gereja dalam proses konsolidasi demokrasi.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 469

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!