12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>implikasi sosial politik dan keagamaan dalam konteks dankeberadaan masyarakat Indonesia yang penuh dengan kebhinekaanagama, suku, adat istiadat, dan tradisi sebagai warisan sejarahperjalanan Indonesia. Kenyataaan menunjukkan, fatwa MUI tersebutseringkali menimbulkan salah tafsir di kalangan masyarakat akarrumput (grassroots). Selain itu fatwa tersebut, langsung atau tidaklangsung telah dimanfaatkan oleh kelompok kelompok tertentu yangmelegitimasi tindakan kekerasan baik fisik maupun non-fisik,terhadap golongan lain yang berbeda pandangan keagamaan, baikdari kalangan Islam maupun non-Islam. Kelompok-kelompok iniseringkali menggunakan fatwa tersebut untuk menjustifikasi tindakanyang menstimulasi terjadinya kekerasan atas nama agama. Meskipundalam konteks hukum Islam kedudukan fatwa pada dasarnya adalahpendapat hukum (legal opinion), yang tentu saja bisa diterima danditolak, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat awamumumnya memandang fatwa sebagai mengikat secara hukum (legallybinding).Jika kita membaca dan melihat laporan media cetak maupunelektronik sejak beberapa tahun terakhir ini, kita sungguh prihatinmelihat meningkatnya kekerasan atas nama agama. Kekerasantersebut umumnya dalam bentuk pelarangan aliran keagamaantertentu yang dipandang sesat, pengrusakan tempat ibadah,pelarangan dokumen keagamaan, penistaan atau penangkapan tokohaliran agama tertentu yang tergolong dalam pelanggaran atas prinsipkebebasan beragama sebagaimana dijamin oleh konstitusi, UUD1945, termasuk Amandemen UUD 1945 (Pasal 28 E). Itu dapat kitabaca dari laporan dan survei yang dikeluarkan oleh lembaga-lembagaseperti Setara Institute for <strong>Democracy</strong> and Peace, The WahidInstitute, PPIM (Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat)-UINJakarta, CRCS (Center for Religion and Cultural Studies) UGMYogyakarta. Semua laporan dan survei yang dilakukan oleh lembagalembagakajian dan swadaya masyarakat itu menunjukkan sebuahtrend atau kecenderungan yang cukup mengkhawatirkan: sikap danperilaku yang tidak toleran dan bahkan antipati terhadap pluralismeyang mengancam kebebasan beragama. Laporan Setara Institute,misalnya, mencatat selama tahun 2008 terjadi 367 tindakan yangdapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap kebebasanberagama, dibandingkan dengan tahun 2007 yang berjumlah 135458 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!