12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>menjadi agen Barat yang merusak akidah Islam. Saya juga membacadi Detik.com, sebuah pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah tokohdan aktivis Islam tertentu di masjid ini, berniat mensomasi saya danmereka yang menolak fatwa MUI. Beberapa orang aktivis YISC(Youth Islamic Study Club) Al Azhar juga memberikan informasibahwa ada semacam ”larangan tidak tertulis” dari sejumlah kelompoktertentu di masjid ini untuk membolehkan saya memberikan ceramahdi depan teman-teman muda YISC. Menurut teman-teman mudaYISC, kalau saya datang dan memberikan ceramah di YISC, katakelompok tersebut, YISC akan dibubarkan. Tentu saja saya meng -anjurkan kepada mereka untuk jangan memaksakan diri mengundangsaya, sebab resikonya bisa fatal buat YISC. Benar tidaknya informasitersebut, saya kurang tahu. Tapi itulah informasi yang saya dapatkan.Kalau saja informasi itu benar, ini cukup ironis, karena bagaimanapunsaya pernah tinggal di asrama masjid ini selama lebih kurang 6 (enam)tahun, dan pernah menjadi Ketua Umum YISC (Club) Al-Azhar (1977-1979), dan Sekretaris Umum YPI (Yayasan Pesantren Islam) Al-AzharBagian Kepemudaan (1978-1980).Sementara itu, penulis muda produktif yang saya sebutkan tadi,juga menulis artikel di media Islam tertentu yang isinya meng -gambarkan bahwa saya, lewat lembaga yang saya pimpin (ICIP), telah“mengobok-obok dan menyebarkan “syirik modern” serta virus“sepilis” (penamaan terhadap “sekularisme, pluralisme, dan liberal -isme) kepada komunitas pesantren. Tuduhan ini dikaitkan denganprogram ICIP yang bekerja sama dengan sebuah organisasi komunitaspesantren di Jawa Barat untuk menyelenggarakan program pendidikanpluralisme dan multikulturalisme. Seperti biasa, penulis muda ini jugamenuduh saya sebagai ”agen Barat”, ”antek Yahudi”, dan terusmemfitnah saya mendapatkan uang bermilyar-milyar rupiah darilembaga donor Amerika. Tak lama setelah itu, seorang kyai dan tokohyang terkenal karena sikap militansinya menulis surat pembaca disebuah harian ibukota yang isinya menguatkan tuduhan penulis mudatersebut. Sang tokoh juga menyebutkan bahwa dia telah memintakepada semua pesantren agar waspada terhadap “syirik modern” dan“virus sepilis” yang dikembangkan oleh ICIP dan diebarluaskan keberbagai pesantren. Sementara itu, sejumlah majalah Islam tertentumenyebut saya sebagai “musuh Islam” yang dikirim agen-agen Baratuntuk “menghancurkan akidah Islam”.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 447

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!