12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>penulis muda atau liputan di sejumlah media Islam tertentu sejakbeberapa tahun terakhir ini.Yang lebih parah lagi adalah bilamana sikap yang tidakmenghargai perbedaan pendapat itu juga diikuti dengan sikap-sikapanti-dialog dan mempersetankan demokrasi. Maka yang dikedepan -kan adalah kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Lebihmemprihatinkan lagi, tidak jarang kelompok-kelompok seperti inimemberikan justifikasi keagamaan atau melakukan kapitalisasiterhadap fatwa ulama melalui ceramah ustadz dan mubaligh dimasjid, pengajian, atau tabligh akbar atas nama dakwah Islam. Makabiasanya yang terjadi adalah penghakiman atau kriminalisasiterhadap pandangan dan sikap keberagamaan yang berbeda. Ironis -nya, tidak jarang mereka memobilisasi massa atau memprovokasiorang awam untuk ikut melakukan penghakiman dan kriminalisasiterhadap kelompok lain yang berbeda pandangan keagamaan.Mereka tidak sadar bahwa cara-cara yang mereka lakukan akanmudah mengembangkan ideologi kebencian dan menyulut societysponsoredviolence atau kekerasan yang didukung masyarakatterhadap the others atau kelompok lain yang punya pandangan dankeyakinan keagamaan yang berbeda. Itulah yang terjadi dalam kasusAhmadiyah beberapa waktu yang lalu. Ada juga kelompok tertentuyang mengancam dan memaksa menutup tempat peribadatan kaumnon-Muslim di beberapa daerah di Jawa Barat. Juga ancaman dankekerasan terhadap mereka yang dipandang mengikuti aliran sesat,dan puncaknya adalah ”Tragedi Monas” pada tanggal 1 Juni 2008yang lalu.Dalam kasus Ahmadiyah, tanpa bermaksud melebih-lebihkanpersoalan, sikap yang diambil oleh Buya Syafi’i Maarif, mantanKetua PP Muhammadiyah, layak diberikan apresiasi yang tinggi.Dalam sebuah tulisannya di harian Republika beberapa waktu yanglalu Buya Syafi’i Maarif menulis, bahwa dirinya 200 persen tidaksetuju dengan teologi Ahmadiyah yang keliru dan bertentangandengan ajaran Islam. Tetapi Buya mengatakan dia menghargai hakhidup orang Ahmadiyah dan mengecam keras mereka yangmelakukan kekerasan dan merusak harta benda warga Ahmadiyah.”Dalam Islam, orang kafir pun harus kita hormati. Tidak selayaknyakita memperlakukan orang-orang Ahmadiyah seperti itu,” tulisnya.Sementara itu, dalam kasus Ahmadiyah Mas Djohan juga menulisBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 445

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!