12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Ternyata ceramahnya yang berjudul ”Menyegarkan KembaliPemikiran Keagamaan dalam Islam” itu berdampak menggempar kankarena tiga pandangan yang dianggap kontroversial. Pertama adalahpemikirannya mengenai perlunya sekularisasi dan liberalisasi dalampemikiran keagamaan. Kedua, sikap terhadap Islam politik yangdirumuskan dalam perkataan ”Islam Yes, Partai Islam No”. Dan ketigaadalah penilaian bahwa Muhammadiyah sudah berhenti menjadiorganisasi pembaru, sebaliknya nampak gejala-gejala pembaruandalam organisasi Nahdhatul Ulama walaupun masih setengah hati ataugamang. Ketiga pandangan itu menimbulkan reaksi dari berbagaikalangan, tapi semua mengarah pada penolakan gagasan Cak Nur.Begitu selesai orasi, saya langsung bersorak, menyambut gagasanCak Nur. Tapi saya juga memperkirakan bahwa pandangan itu pastiakan menimbulkan kontroversi. Tindakan yang langsung sayalakukan adalah mengirim naskah itu kepada Wahib, dan Wahibmenunjukkan naskah pidato itu kepada teman-teman di Yogya. Sayakatakan pada Wahib bahwa dugaan kami bahwa Cak Nur sudahterjebak dengan pemikiran kelompok Bandung tidak benar. Kabardari saya itu agaknya mengubah sikap teman-teman Yogya.Beberapa waktu kemudian, Wahib dan Djohan datang keJakarta. Saya membantu mereka mencari pekerjaan. Karena kamidekat dengan Pak Mukti, yang sudah menjabat Menteri Agamadalam Kabinet Pembangunan I, maka saya ikut mencarikan jalanDjohan ke Departemen Agama. Wahib sendiri saya tawari kerja diLP3ES, walaupun saya mengajukan Wahib agar menyelesaikan dulustudinya di MIPA-UGM, karena Wahib sendiri sudah menjadi asistendosen Prof. Baiquni. Ternyata Wahib, sebagimana beberapa temanyang lain seperti Aldy Anwar dari ITB dan Abdullah Ghazali dariUGM, yang kesemuanya mahasiswa yang cerdas dan intelektual yangberbakat, memilih untuk tidak melanjutkan studi dengan alasan yangberbeda-beda. Tahu-tahu, Wahib sudah menjadi calon reporterMajalah Berita Mingguan Tempo. Ia sendiri sudah beberapa kalimembuat tulisan yang bagus, misalnya mengenai Pesantren DarulFalah, di bawah bimbingan Syu’bah Asa yang terlebih dahulu menjadianggota redaksi Tempo.PIDATO KEAGAMAAN SUHARTODjohan pun berhasil masuk ke Departemen Agama. Menyusul8 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!