12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>mayoritas-minoritas yang sangat memungkinkan terjadi segregasisosial.Dalam konteks kebebasan beragama seperti diamanatkan olehUndang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan utama bangsaIndonesia, sebagai sebuah negara yang tidak secara resmi mendasar -kan diri pada agama tertentu, jelas perlakuan atas kaum minoritassecara semena-mena adalah perlakuan yang bisa dikatakan me -langgar konstitusi, sekalipun dilakukan oleh kelompok yang merasasebagai “penjaga pintu sorga”. Bahkan yang mengerikan mendapat -kan justifikasi dari lembaga negara.Dalam kondisi seperti itu, bisa dikatakan bahwa kaum minoritasberagama berada di bawah todongan bedil dan pedang kaum milisia(kaum teroris agama). Kasus-kasus yang terjadi pada tahun 2008 diIndonesia adalah bentuk-bentuk yang bisa dikatakan nyata atastodongan senjata (bedil) oleh kaum milisia agama atas mereka yangminoritas. Dalam penjelasan yang pernah saya kemukakan sebenar -nya kaum minoritas yang muncul dalam bentuk sekte-sekte barumerupakan respon atas kondisi keagamaan yang sangat mengutama -kan formalisme, kurang respek terhadap persoalan individual sepertikemiskinan anak-anak bangsa, terjadinya krisis atas para elite agama,dan terpuruknya sistem sosial di masyarakat karena kesibukan eliteagama dan elite politik dalam mengumbar janji-janji politik. Kaumberagama akhirnya mencari ruang yang baru yang dianggap mampumemberikan perlindungan, dan ruang untuk mengekpresikan pahamkeagamaannya. (Qodir, 2008)Masa depan kebebasan umat untuk beragama di Indonesia perlumendapatkan perhatian serius, apalagi dengan munculnya kelompokkelompokyang merasa mendapatkan mandat Tuhan untuk meng -imankan kaum yang lain; dalam kategori tidak beriman, walaupunseagama. Kelompok yang merasa mendapatkan mandat Tuhan untukmengimankan orang lain kita lihat belakangan tidak jarang melaku -kan kegiatan yang oleh banyak pihak dinilai sebagai perbuatanpremanisme. Buya Syafii Maarif bahkan pernah menyebut kelompokseperti itu dengan istilah “preman berjubah”. Istilah ini kontan sajamembuat kelompok tersebut naik pitam, tetapi mengapa harus naikpitam? Jika memang tidak mengarah pada kelompoknya, semestinyatidak perlu naik pitam. Berbeda jika memang apa yang dinyatakanoleh Buya Syafii adalah kelompoknya.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 401

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!