12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>KESIMPULANPosisi kehidupan para penganut penghayat kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa berkecenderungan disikapi dan dipahamiorang awam dengan menempatkan dan membedakan mereka secaraabsolut terpisah dari kelompok penganut konsepsi “agama-agamapendatang” (agama Barat dari kawasan Mediteranian/non Asianreligions–Islam dan Kristen dan agama-agama Asia Selatan: Hindu,Buddha, dan Khonghucu). Bahkan tidak jarang yang mengatakanmasyarakat penghayat kepercayaan, karena merupakan tradisikepercayaan lokal, tidak tergolong dalam kelompok agama sehingga“dicap” tidak “ber-Tuhan”. Sehingga ada upaya-upaya yang ingin“mengagamakan” para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa atau masyarakat yang sudah memiliki tradisi kepercayaan(agama) lokal ini. Bahkan banyak yang menghambat eksistensimereka seperti pemaksaan pengisian kolom agama pada kartu tandapenduduk (KTP), tidak diberikannya surat nikah oleh catatan sipil,tidak adanya akte kelahiran bagi anak dari pasangan sah di antaramereka dan sebagainya. Padahal kalau kita menempatkan kepercaya -an dan agama itu dalam kerangka konsepsi kesatuan dari suatupengertian kebudayaan secara luas, maka baik agama maupunkepercayaan adalah bagian dari suatu sistem kebudayaan.Berdasarkan konsepsi pengertian kebudayaan yang luas makasepatutnyalah kita melihat keduanya dalam kesetaraan atau palingtidak dalam suatu relativitas makna yang tidak absolut. Bukankahjika kita berbicara tentang kebudayaan, itu berarti tidak ada suatukebudayaan yang dianggap paling baik dari kebudayaan-kebudayaanyang lainnya? Selain itu, jika kita tinjau secara lebih dekat bahwamasyarakat penghayat kepercayaan religi lokal sejatinya merupakanbagian dari masyarakat religius adat bangsa Indonesia yangmempertahankan kepribadian bangsa, yang berdasar pada nilai-nilailuhur bangsa Indonesia (berdasarkan warisan nenek moyangnya).Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Durkheim (Paals2001) bahwa di semua kebudayaan, agama adalah bagian yang palingberharga dari perbendaharaan sosial.Agama (umum dan adat) melayani masyarakat dengan me -nyediakan sejak masa pertumbuhan berupa ide, ritual, sentimen,yang membimbing kehidupan setiap orang di dalamnya. Kemerdeka -an beragama dan berkepercayaan dalam masyarakat plural diIndonesia merupakan masalah hak asasi yang perlu disikapi seriusoleh pemerintah tanpa membeda-bedakan dalam pelayanan publikseperti pencatatan akte perkawinan secara adat, pendidikan,Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 373

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!