12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>12. Organisasi Masyarakat. Menghindari cara-cara kekerasan dalammenyampaikan aspirasi mereka, melainkan dialog yang santundan terbuka. Melakukan tindakan hukum seperti judicial reviewterhadap peraturan yang bertentangan dengan prinsip kebebasanberagama sebagai tercantum dalam konstitusi.13. Masyarakat Umum. Mengembangkan semangat keterbukaan dantoleransi serta menghindari kecurigaan keagamaan dengan usahauntuk terus berdialog; mengembangkan tradisi media literacy(melek media) untuk kritis terhadap pemberitaan media khusus -nya dalam isu-isu kebebasan beragama.Catatan:1Sekretariat Jendral MPR RI, Risalah Rapat-Rapat Panitia Ad Hoc BP MPR, BukuKedua Jilid 3C Jakarta, h. 546-547.2Anas Saidi (ed), Menekuk Agama, Membangun Tahta (Depok; Desantara, 2004),Cetakan ke-1 hal. 153Lihat Siti Musdah Mulia, Menuju <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> di Indonesia dalam AbdHakim dan Yudi Latif (penyunting), Bayang-bayang Fanatisisme, PSIKUniversitas Paramadina, Cetakan I, Juli 2007, 216-217.4Chandra Setiawan dan Asep Mulyana (ed), <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> atauBerkepercayaan di Indonesia, (Jakarta; Komnas HAM, 2006) hal 4-5.5Ibid., h. 6-7. Lihat juga http://www.icrp-online.org/wmprint.php?ArtID=240,diakses pada 2 Juli 20086Kedelapan komponen ini disarikan dari berbagai instrument internasional yangmemuat tentang kebebasan beragama atau berkeyakinan seperti DeklarasiUniversal Hak-Hak Asasi Manusia, pasal 18; Kovenan Internasional Hak-HakSipil dan Politik pasal 18.1 s.d. 18.4. dll. Lihat, Tore Lindholm, W. ColeDurham, Jr. Bahia G. Tahzib-Lie (ed), Facilitating Freedom of Religion or Belief:A Deskbook, Netherland, Martinus Nijhoff Publishers, 2004, pp. xxxvii-xxxix.Lihat juga Chandra Setiawan dan Asep Mulyana (ed), op.cit., 3-4.7Siti Musdah Mulia “Menuju <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong>” dalam Chandra Setiawandan Asep Mulyana (ed), hal 488Ibid, hal 168-1699Ibid, hal. 16910Amendemen pertama 19 Oktober 1999, amendemen kedua 18 Agustus 2000,amendemen ketiga 9 Nopember 2001, amendemen keeempat 10 Agustus 2002.11Laporan kebebasan beragama Internasional 2005 (pemerintah Indonesia) yangditerbitkan pemerintah Amerika12Rumadi, Kompas, Jumat, 15 Oktober 2004. Menurut Chandra Setiawan, secaranormatif dalam perspektif Hak Asasi Manusia (HAM) dalam hak kebebasanberagama atau berkeyakinan dapat disarikan ke dalam 8 (delapan) komponenyaitu; <strong>Kebebasan</strong> Internal, <strong>Kebebasan</strong> Eksternal, Tidak ada Paksaan, TidakDiskriminatif, Hak dari Orang Tua dan Wali, <strong>Kebebasan</strong> Lembaga dan StatusLegal, Pembatasan yang diijinkan pada <strong>Kebebasan</strong> Eksternal, Non-Derogability.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 361

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!