12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>12Tulisan John Locke, “A Letter Concerning Toleration” (1689), menyatakan,bahwa setiap orang adalah orthodox menurut dirinya” (“everyone is orthodoxto himself ”), bahwa toleransi terhadap setiap orang yang berbeda keyakinansangat sesuai dengan pesan Yesus dan sesuai dengan akal fitrah manusia, danbahwa kekuasan negara (dalam konteks itu, the British Commonwealth) dankekuasan gereja berbeda, dan bahwa penggunaan kekerasan (force) hanya bisadilakukan Negara demi menjaga kekerasan. Meskipun Locke tidak menerimaatheisme, karena menantang agama, ia menyatakan bahwa “neither Pagan norMahometan, nor Jew, ought to be excluded from the civil rights of thecommonwealth because of his religion”. http://www.constitution.org/jl/tolerati.htm13Roger Williams (1603-1683), teolog asal Inggris yang migrasi ke Amerika,adalah pendukung toleransi agama dan pemisahan agama-Negara yang sangatberpengaruh bagi perjalanan kebebasan beragama di Amerika. Pendapatnya yangpopuler, antara lain “God is too large to be housed under one roof”. SeorangKristen yang taat namun terus mencari, sebagai “seeker”, dia menegaskan bahwasetiap orang harus bebas berkeyakinan, dan karena itu tidak boleh ada hukumanapapun terhadap perbedaan, pengingkaran, heresy, dan bahkan blasphemykeyakinan. Tulisannya yang paling terkebal, “The Bloudy Tenent of Persecution,for Cause of Conscience (terbit di London, 1644) mempertegas keyakinannyaatas kebebasan berkeyakinan dan pemisahan kekuasaan sipil (civil power) dangereja (church). http://www.reformedreader.org/rbb/williams/btp.htm14Robert B. Fowler et al, Religion and Politics in America (Colorado: WestviewPress, 2004), hal.8-14.15Lihat William R. Hutchison, Religious Pluralism in America (Ann Arbor,Michigan: Sheridan Books, 2003).16Lihat Richard John Neuhaus dan Samuel Huntington yang ingin mem -pertahankan identitas Protestan Amerika dan menolak multikulturalisme, danlihat Diana Eck, Barbara McGraw dan Nussbaum yang memperjuangkanidentitas Amerika yang semakin plural. Semuanya merujuk pada sejarah besarpara pendiri bangsa dan dokumen-dokumen yang mereka hasilkan. RichardJohn Neuhaus, The Naked Public Square: Religion and <strong>Democracy</strong> in America(Grand Rapids: Wm.B.Eerdmans, 1984); Samuel Huntington, Who are We? TheChallenges to America’s National Identity (New York: Simon & Schuster, 2004);Diana L.Eck, A New Religious America: How a “Christian Country” Has NowBecome the World’s Most Religiously Diverse Nation (New York: HarperCollins,2001); Barbara A. Mcgraw & Jo Renee Formicola (eds.), Taking ReligiousPluralism Seriously: Spritual Politics on America’s Sacred Ground (Waco, Texas:Baylor University Press, 2005); Martha C. Nussbaum, Liberty of Conscience: InDefense of America’s Tradition of Reliigous Equality (New York: Basic Books,2008).17Het Departement van Binnenlandsch-Bestuur, Mohammedaansch-InlandscheZaken (Batavia: Drukkerij Ruygrok & Co., 1920),hal.6-7.18Comite Moenazarah, Officieel Verslag Debat antara Pembela Islam danAhmadijah Qadian, hal. 1-135.19Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda (Jakarta, LP3ES, 1986).20Soekarno, “Negara Nasional dan Tjita-tjita Islam” (1953), dalam Feith danCastles, hal. 164-170.21Soekarno, hal.169.22Atmodarminto, “Tentang Dasar Negara Republik Indonesia DalamKonstituante”, dalam Feith and Castles, 192-196..23Atmodarminto, “Tentang Dasar Negara Republik Indonesia DalamBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 333

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!