12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>beragama. Bagi kalangan yang biasa disebut liberal ini, pada tingkattertentu, teks-teks keagamaan diposisikan subordinate dibandingDeklarasi Universal HAM dan Deklarasi PBB tentang PenghapusanIntoleransi dan Diskriminasi.Di sisi lain, penekanan pada segala yang partikular (Indonesia)tidak selalu konstruktif, bahkan sering menjadi alasan pelaranganterhadap ideologi yang dianggap “asing” dan berbahaya. Komunismeterus dianggap sebagai anti-agama, dan karena itu bertentangandengan agama yang dipeluk bangsa Indonesia. Komunisme danateisme tetap secara resmi dilarang pemerintah dan kekuatankekuatankonservatif, meskipun perkembangan gagasan dan gerakansosialis dan ateistik sebetulnya ada dan berkembang (khususnyamelalui internet). Masalah-masalah aliran-aliran yang dianggap sesatdan membahayakan aqidah masyarakat beragama (Islam), sepertiyang dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI), individu-individudan organisasi-organisasi keagamaan konservatif, sebetulnyamenunjukkan adanya ketegangan antara pemaknaan apa yangotentik dan modern, yang universal dan mana yang partikular.Ketegangan antara yang universal dan yang partikular biasanyamengejawantah dalam perdebatan tentang apakah kebebasanberagama Indonesia perlu mencontoh dan menyesuaikan diri denganbagaimana kebebasan beragama digagas dan ditegakan di negaranegaralain. Di Amerika, literatur kontemporer tentang kebebasandan pluralisme agama, tetap mengambil rujukan sejarah intelektualdan politik mereka sendiri, yaitu sejarah imigran Inggris dan negaranegaraEropa yang datang ke “the New World” (Amerika) sebagaipenganut gereja-gereja Protestan. Kini pemikir kebebasan beragamadan pluralism terus merujuk pemikir-pemikir awal, seperti RogerWilliams (kelahiran Inggris, lalu tinggal di Rhode Island, Amerika),John Locke (pemikir Inggris) 12 , dan para pendiri bangsa, sepertiBenjamin Franklin, Thomas Jefferson, dan James Madison, yangmeramu the Bill of Rights dan Konstitusi. 13 Klausa yang palingpenting adalah “Kongres tidak akan membuat peraturan yangmendukung suatu agama, dan tidak pula peraturan yang melarangkebebasan beragama.” (Congress shall make no law respecting anestablishment of religion, or prohibiting the free exercise thereof.).Pada waktu itu, dan hingga sekarang, kebebasan beragama memilikiarti yang berbeda. Fraklin, Jefferson, dan Madison, menginginkanBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 319

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!