12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>ANTARA OTENTISITAS DAN MODERNITAS“<strong>Kebebasan</strong> beragama” adalah konsep dan istilah modern, tapilandasannya bisa tetap “otentik” – bahkan kepada masa Nabi-nabibagi kalangan agamawan, atau masa para filosof bagi kalangan nonagamawan.Peradaban-peradaban Mesir, Yunani, Romawi, Cina,India, Arab, Afrika, masing-masing memiliki sejarah panjang antikebebasandan intoleransi, yang juga melahirkan tokoh-tokohpembebasan. Di Amerika misalnya, kebebasan dalam arti liberty danfreedom ditarik ke belakang ke masa-masa awal peradaban Eropa. 7Di era modern sekarang ini, muncul pertanyaan-pertanyaan:Apakah kebebasan beragama membutuhkan Tuhan sehingga menjadilebih absah? Apakah agama memperkuat atau justru memperlemahperlindungan HAM dan kebebasan beragama? Apakah kebebasanberagama justru berkembang ketika berdasarkan prinsip-prinsipsekuler ketimbang keagamaan? Bukankah gagasan-gagasan keagama -an sering digunakan sebagai justifikasi baik pelanggaran maupunpembelaan HAM? Sebagian kalangan berpendapat, agama tidakmemiliki tempat dalam teori dan praktik HAM. Sebagian lagiberanggapan, agama adalah prasyarat HAM. Yang lain berpendapat,agama adalah sangat penting bagi penyusunan landasan teoretisHAM tapi menjadi penghambat bagi pelaksanaan HAM. Dansebagian kalangan lain berargumen, agama tidak penting bagiformulasi teoretis HAM, tapi pelaksanaan HAM tidak mungkintanpa kerja sama lembaga-lembaga dan individu-individu beragama. 8Perbedaan pendapat ini disebabkan karena perbedaan pemaknaanHAM itu sendiri, perbedaan pemaknaan dan fungsi agama, danperbedaan dalam memahami karakter manusia dan kehidupan sosial.Di Indonesia, pada umumnya, perdebatan teroritis terjadi me -ngenai apakah Hak Asasi Manusia, termasuk kebebasan beragama,memerlukan sokongan agama. Banyak tokoh muslim di Indonesiamerujuk kepada beberapa ayat-ayat Alquran dan Perjanjian Madinah(Mitsaq al-Madinah) sambil menekankan bahwa kebebasan beragamasudah dijamin Alquran sejak abad ke-7 masehi, jauh lebih dulu dariDeklarasi Universal HAM tahun 1948. Bagi mereka, kebebasanagama yang otentik adalah kebebasan beragama seperti dicontohkanNabi Muhammad itu. Bagian kalangan ini, kebebasan beragamasudah tersurat dalam Al-Qur’an, seperti “tidak ada paksaan dalamberagama”,dan ”bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”. Namun316 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!