12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>dan pluralisme. 5 Dari berbagai tulisan itu, kebebasan beragamadipandang sebagai hak asasi universal yang harus dijunjung tinggi, tapidefinisi, batasan, pelaksanaan, dan pendekatannya berbeda-beda.Mayoritas penulis melihat bahwa kebebasan beragama di Indonesiatetap memerlukan Tuhan sebagai sandaran karena kenyataanmasyarakat yang diasumsikan seluruhnya beragama. Banyak penulismuslim, mencari justifikasi normative ke bebasan beragama danbatasan-batasannya dalam teks-teks Alquran, perilaku Nabi, dansejarah Islam, seperti juga para penulis Protestan, Katolik, dan yanglainnya, memperkuat argumen mereka dengan kitab-kitab keagamaanmereka. Juga, kebanyakan mereka mencari rujukan secara selektifpada peristiwa-peristiwa sejarah dan nilai-nilai lokal keIndonesian,seperti Bhineka Tunggal Ika, Pancasila dan UUD ‘45. 6Pertanyaan yang bisa diungkapkan adalah apakah Indonesiaharus menerima dan menyesuaikan diri dengan definisi danpenerapan kebebasan beragama dalam Deklarasi Universal HAM danperaturan-peraturan internasional lainnya, ataukah Indonesia harusmengembangkan penerapan kebebasan beragama dalam dan untukkonteks Indonesia yang memiliki dinamika sejarah dan problematikasendiri? Pertanyaan ini umumnya dijawab sebagai either/or (kalaubukan yang ini, pasti yang itu). Sebagian kalangan mengambilpendekatan universalisme HAM dan kebebasan beragama tanpaperlu melihat sejarah dan dinamika masyarakat Indonesia; dansebagian kalangan lain memahami dan menegakkan kebebasanberagama dengan berbasis hukum dan peraturan-peraturan yangdihasilkan di Indonesia.Hemat saya, sebagai gagasan dan praktik, kebebasan beragamaterus dipahami dalam konteks ketegangan-ketegangan antarapemaknaan otentisitas dan modernitas, antara universalitas danpartikularitas, dan antara hak dan moralitas tanggung jawab. Disinilah letak keruwetan dan tidak habisnya masalah kebebasanberagama. Kita tinggal memilih pendekatan dan jalan yang manayang paling baik, tepat, dan efektif sehingga setiap manusia danwarga Negara benar-benar mendapatkan kebebasan beragama secarasejati. Nilai kebebasan beragama bisa sekaligus otentik dan modern,universal dan partikular, dan tetap berpijak pada nilai-nilai tanggungjawab yang menjadi sendi kehidupan manusia sebagai makhluksosial.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 315

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!