12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>yang diciptakannya, ketua umum oganisasi siswa intra sekolah(OSIS) adalah juga seorang perempuan. Selain itu, di pesantren inipun terdapat lembaga layanan bagi perempuan korban kekerasan,terutama kekerasan dalam rumah tangga. Menurut Nung Nursaidah,puteri bungsu KH. Muhammad Ilyas ini, tingkat pengaduan korbankekerasan dari waktu ke waktu di wilayah Tasikmalaya dan sekitar -nya semakin meningkat. Hal serupa berkembang di pesantrenpesantrendi daerah lain, seperti di Pesantren Nurul Islam, Jemberdan Pesantren Aqidah Usymuni, Madura.Di tingkat nasional sendiri, para pemikir dan aktivis pembaruanpemikiran Islam untuk perubahan hukum keluarga dan kesetaraangender muncul dari kalangan kaum muda NU. Ini adalah per -kembangan yang cukup menggembirakan, karena nampaknya adapergeseran orientasi keagamaan dari pandangan konservatisme kepandangan progresif, dari ketertutupan membuka pintu ijtihad, kemembuka selebar-lebarnya pintu tersebut, dari yang semula hanyamerujuk kepada kitab-kitab klasik abad pertengahan, kepada rujukanilmu-ilmu sosial modern dengan mengadopsi metodologinya.Perubahan orientasi keagamaan ini, menurut sejumlah kalanganmuda NU, sangat dipengaruhi oleh KH. Abdurrahman Wahid, KetuaUmum Tanfidziah NU yang membuka angin perubahan pemikiransecara signifikan dalam penyegaran pemikiran Islam di tubuhorganisasi NU ini. Dengan kepemimpinnya, ia menyokong pelatihangender di Fatayat yang pada kemudian hari melahirkan tokoh-tokohyang gigih memperjuangkan kesetaraan gender, seperti MusdahMulia dan Maria Ulfah Anshor. Sungguhpun demikian, tentu saja iatidak mewakili suara mainstream NU, karena pada faktanya sejumlahpengurus besar Nahdhatul Ulama, terutama pada masa kepemim -pinan Hasyim Muzadi menolak pemikiran progresif kalangan mudaNU tersebut dengan menyebut mereka sebagai kebablasan.DARI GERAKAN SOSIAL KE KEBIJAKAN NEGARADari perspektif keadilan gender yang diadopsi oleh kelompokperempuan dalam lembaga-lembaga swadaya dan organisasi berbasismassa Islam tersebut memungkinkan mereka bersentuhan danbekerja sama dengan gerakan perempuan sekuler. Isu yang menyatu -kan mereka adalah bahwa ada subordinasi, marginalisasi, danpemiskinan terhadap perempuan yang harus diperjuangkan bersama306 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!