12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Metode inilah, menurut Masdar, cara memahami (hukum) Islamyang terstruktur, dinamis, dan bisa dipertanggungjawabkan, karenadengan pendekatan ini bisa menjunjung tinggi nilai-nilai dasar agamayang universal dan mengatasi dimensi ruang dan waktu, tanpa perluterpasung pada kebekuan hal-hal yang bersifat teknis, instrumentaldan kondisional”. 13 Dengan metode inilah, sejumlah tema-temakeagamaan Islam yang bias gender ditafsirkan kembali denganpemaknaan yang memiliki perspektif keadilan gender. Tema-tematersebut seperti kepemimpinan perempuan, hak waris perempuan,nilai kesaksian perempuan, hak-hak reproduksi perempuan, hakmenentukan pasangan hidup bagi perempuan, poligami, sunatperempuan (mutilasi), aborsi, dan lain-lain.DARI WACANA KE GERAKAN SOSIALDari pendekatan transformasi sosial yang dikembangkan P3M inilahmelahirkan tokoh-tokoh pesantren yang menjadi pionir di tengahtengahmasyarakatnya dalam memperjuangkan keadilan bagiperempuan. Sebut saja Kyai Hussein Muhammad, pengurus PondokPesantren Daarut Tauhid yang mengembangkan pemberdayaanperempuan di pesantrennya. Selain itu, ia juga menjadi narasumberuntuk rujukan teologi Islam dalam pelbagi isu keadilan bagiperempuan di tingkat nasional. Bersama rekan-rekan muda yangmemiliki disiplin ilmu fiqh dan ushul fiqh, mereka mendirikanFahmina di Cirebon, sebuah lembaga yang bergerak denganpendekatan transformasi sosial masyarakat yang memperjuangkankeadilan gender, pluralisme agama, dan keadilan ekonomi rakyat.Lembaga ini kemudian bukan hanya dikenal di daerah, tetapi jugadi tingkat nasional.Pesantren lain yang mengembangkan pemberdayaan perempuanadalah Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Melalui Ida NurhalidaIlyas, puteri KH. Muhammad Ilyas Ruhiat, mantan Rais Am SyuriahPBNU (1994-1999), pesantren ini menekankan pendidikannyadengan perspektif keadilan gender. Bahkan Nurhalida sendiri adalahkepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang dalam sejarahkepemimpinan di sekolah Model tersebut baru ia perempuanpertama menjadi pemimpin sekolah. Ia pun mendorong pesertadidiknya, terutama perempuan, untuk mengambil peran dalamposisi-posisi kepemimpinan organisasi-organisasi sekolah. Atas iklimBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 305

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!