12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>adalah orang yang banyak berbuat kebaikan untuk manusia lainsebagai anggota keluarga ilahi.Dari pengalaman bergelut secara praksis teologi kerukunan,pada era 90-an Pak Djohan mengembangkan ide-ide pluralisme. Inidiwujudkan dengan menjadi salah satu pendiri Institut DialogAntariman (DIAN/Interfidei) di Yogyakarta, bersama Eka Darma -putera dan Th. Sumartana, dan kemudian ICRP yang didirikanbersama Abdurrahman Wahid, dan para aktivis antaragama.Sejak era 90-an Pak Djohan, termasuk pelopor yang menegaskanpentingnya pluralisme bagi kehidupan agama-agama di Indonesia.Pluralisme muncul sebagai paham yang bertitik tolak dari perbedaan,bukan persamaan. Mereka yang menyebarkan pluralisme secaraotomatis mengakui perbedaan dan persamaan sekaligus. Karenanya,pendapat yang menyatakan bahwa pluralisme memandang semuaagama sama saja secara dangkal, adalah mustahil, karena dasarpluralisme adalah mengakui perbedaan. Bagi Pak Djohan, pluralismemempunyai tempat yang sah di dalam Islam. Sehingga bagi PakDjohan, ketika Ahmadiyah dizalimi masyarakat, misalnya, maka bagiPak Djohan tindakan seperti itu tidaklah islami, dan melanggarharkat dasar martabat manusia, walaupun dilakukan mengatasnama -kan pembelaan terhadap Islam. Karena bagi Pak Djohan, semuaagama dan keyakinan diakui hak hidupnya dan berkembang di dalamIslam.Pak Djohan sepanjang karirnya telah mengembangkan plural -isme. Pluralisme mengakui bahwa setiap agama dengan parapemeluknya masing-masing mempunyai hak yang sama untuk eksis.Jika semua agama dianggap baik, maka orang terdorong untuk salingbelajar, karena tanpa pluralisme itu orang pasti akan bertahan ataudefensif dengan agamanya sendiri-sendiri, dan tidak pernah maubelajar dari kearifan agama lain. Memang—seperti juga dianut PakDjohan— seorang yang memeluk agama harus yakin bahwa agama -nya adalah “agama yang paling benar”. Namun, di sisi lain, harusada pengakuan yang tulus juga bahwa setiap agama mempunyaikebenarannya sendiri. Pak Djohan menyadari bahwa Islam misalnya,memiliki afinitas, yakni ada kebenaran yang sama dengan kebenarandalam agama Yahudi dan Kristiani. Jadi, ada afinitas kebenarankebenarandari berbagai agama yang juga harus diakui sebagaikesinambungan tradisi Ibrahim. Bahwa sebagai orang Islam atauXXXII |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!