12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>PENUTUPBisa dikatakan, relasi sosial-politik umat Islam dengan umat agamalain sangat dinamis. Sikap Islam terhadap umat lain sangattergantung pada penyikapan mereka terhadap umat Islam. Jika umatnon-Islam memperlakukan umat Islam dengan baik, maka tak adalarangan bagi umat Islam berteman dan bersahabat dengan mereka.Sebaliknya, sekiranya mereka bersikap keras bahkan hingga mengusirumat Islam dari tempat kediamannya, maka umat Islam diijinkanmembela diri dan melawan. Setelah kurang lebih 13 tahun lamanyaNabi dan umatnya bersabar menghadapi ketidakadilan dan penyiksa -an di Mekah, maka baru pada tahun ke-15 ketika Nabi sudah beradadi Madinah, perlawanan dan pembelaan diri dilakukan. Dalamkonteks itulah, ayat-ayat perang dan jihad militer diperintahkan.Oleh karena itu, jelas bahwa pandangan Alquran terhadap umatagama lain dalam soal ekonomi-politik bersifat kondisional dansituasional sehingga tak bisa diuniversalisasikan dan diberlakukandalam semua keadaan. Ayat demikian bisa disebut sebagai ayat-ayatfushul (fushûl al-Qur’ân), ayat juz’iyyât, atau fiqh Alquran. Ayat-ayatkontekstual seperti itu, dalam pandangan para mufasir, tak bisamembatalkan ayat-ayat yang memuat prinsip-prinsip umum ajaranIslam, seperti ayat yang menjamin kebebasan beragama danberkeyakinan. Tambahan pula, ayat lâ ikrâha fî al-dîn adalahtermasuk lafzh `âm (pernyataan umum) yang menurut ushul fikihHanafi adalah tegas dan pasti (qath`i), sehingga tak bisa dihapuskan(takhshish, naskh) oleh ayat-ayat kontekstual apalagi hadits ahâd(seperti hadits yang memerintahkan membunuh orang pindahagama) yang dalâlahnya adalah zhanni (relatif). Ayat lâ ikrâha fî aldînbersifat universal, melintasi ruang dan waktu. Ayat yang berisinilai-nilai umum ajaran disebut sebagai ayat ushûl (ushûl al-Qur’ân)atau ayat kulliyât.Dalam masyarakat plural seperti Indonesia, saatnya umat Islamlebih memperhatikan ayat-ayat universal, setelah sekian lamamemfokuskan diri pada ayat-ayat partikular. Ayat-ayat partikularpun kerap dibaca dengan dilepaskan dari konteks umum yangmelatar-belakangi kehadirannya. Berbeda dengan ayat-ayat parti -kular, ayat-ayat universal mengandung pesan-pesan dan prinsipprinsipumum yang berguna untuk membangun tata kehidupanIndonesia yang damai.296 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!