12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Di tengah ini semua, kebutuhan akan konversi bisa dipahami, dankita pun mengerti jadinya mengapa kini konversi lebih sebagaiurusan pribadi, entah untuk merengkuh tongkat pegangan, untukkeluar dari frustrasi diri, atau ingin lebih merasakan sepotongmomen sejati nan otentik dari diri.* * *Seorang ayah beserta putrinya (sebut saja namanya “Putri”, berusia40 tahun, anggota jemaat Gereja Protestan) sontak datang ke kantorsaya. Lalu dengan sengit dan setengah memohon sang ayah berkata,“Tolong pak Martin, saya dengar bapak ahli Perbandingan Agama,yakinkan si Putri ini bahwa agama Kristen itu yang sungguh benar,agar ia tidak jadi masuk Islam”.Dan saya gugup harus mulai bagaimana. Akhirnya, sang Putrihanya mau bicara kalau sang ayah meninggalkan kami berdua; danmulailah pikiran saya tersingkap akan modus konversi yang lebihpribadi ini. Ia mengaku sebagai pengiring pujian jemaat selama 10tahun di suatu gereja di Jakarta, namun kini hatinya selalu mem -bayangkan saat tawaf, mengelilingi Mekah. Ia ingin sekali umroh,“setiap kali saya melihat biro perjalanan umroh, hati saya tergetar”,tegasnya.Tak terduga, tak ada sikap anti-Kristen darinya, tak pula adabantahan tentang Trinitas. Malah ia mencoba menjelaskan kepadasaya paham Islam yang ia pelajari secara kristiani. Terkadang ia jugaagak kecewa tentang posisi perempuan dalam dunia Islam. Jadi, iaseperti sedang mengamat-amati agama Kristen dan Islam, dari sudutjiwanya yang perlahan saya baru tahu menyimpan kepahitan yangakut.Akhirnya ia mengatakan tentang suaminya, yang karena memilikirestoran di Sulawesi, haruslah kerap ke sana, sementara ia, sebagaiahli keuangan, tiap bulan mondar-mandir ke Singapura. Maka, iapernah memutuskan terbang suatu malam dari Singapura langsungke restoran di Sulawesi itu, dan memergoki suaminya serumahdengan orang lain. Tetapi malah suaminya yang balik berang, danmengancam hendak membunuhnya! Ia pulang ke Jakarta, danmasuklah ia ke dalam pusaran gelap jiwanya, tersekap dalam amarah,dan membunuh diri sendiri sesekali muncul dalam penglihatannya.Ia akhirnya memutuskan untuk bercerai.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 283

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!