12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>literatur menyangkut soal tersebut. Yang jelas, sekarang agamamuncul sebagai urusan politik, yang tentunya menjadi urusan negara.Maka dinamikanya pun diarahkan kepada ihwal kerukunan, yangtelah melahirkan serentetan Undang-undang dan Peraturan. DariUndang-undang Perkawinan (1974) sampai Peraturan Bersama untukKerukunan dan Pendirian Rumah Ibadah (2006).MODUS KONVERSI KETIGA:MENEMUKAN IDENTITAS DIRINamun demikian, akhir-akhir ini tersingkap kontur baru hidupberagama di Indonesia–mungkin efek modernitas lanjutan, mungkinpula karena dinamika internal religiositas manusia--; kini iman lebihmenjadi urusan pribadi, malah bagian dari pencarian diri di suasanayang cair di era globalisasi ini.Konon, hidup kita kini jadi mengalir tanpa bekas, sebab terlalubanyak peristiwa yang ditimpakan atas kita, khususnya via mediadan jaringan komunikasi global. Tak ada yang mendalam, tak adayang menetap, yang ada ialah fragmen-fragmen dan kilasan peristiwahidup, dan kita dari satu peristiwa harus berpeluh untuk dapatpindah ke peristiwa lainnya.Inilah yang oleh sosiolog Zygmunt Bauman disebut sebagai ‘liquidmodernity’ 15 . Dalam kehidupan yang serba encer ini, kita hidupdalam ketidakpastian, dalam perubahan, dan gesekan yang tak hentiantarmanusia. Kondisi semacam ini menghasilkan ‘individualisme’dan keterasingan yang tak terelakkan. Individu mengalami‘atomisasi’ radikal yang melepaskannya dari ikatan-ikatan substantifapapun. Setiap orang tidak memiliki lagi sandaran; namun ia mestimelindungi diri terhadap segala frustrasi, entah karena tak adalowongan kerja, atau karena diabaikan oleh kemahalan hidupkonsumtif di kota-kota, atau dari konflik antarmanusia yang semakinkerap muncul akhir-akhir ini. Ada suatu ketelanjangan nasib yangmenimpanya (brute-luck).Dengan kata lain, kita sekarang hidup dalam dunia yangsepenuhnya subjektif, di mana baik pertanyaan maupun jawaban atasseluruh pertanyaan dan jalan hidup ternyata kembali kepada diri kitalagi. Kita mengalami diri sebagai atom, lepas dari institusi dan tradisitradisimasa lalu. Maka, saat bertanya dan menjawab, institusi dantradisi itu terlalu jauh dari jangkauan kita.282 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!