12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>relevansi khusus dengan dialog. Jika pemahaman akan keaneka -ragaman ini yang selanjutnya akan membawa kepada dialog yangotentik dan membawa transformasi otentik, maka perjumpaandengan agama lain harus mempunyai dampak bagi pemahaman-diriagama kita, dan oleh karenanya pula bagi bacaan teks-teks kitasendiri.Bagi beberapa orang, keanekaragaman agama bisa menjadimasalah, akan tetapi tidak bagi Ibn al-`Arabi dan aliran pemikiranyang berdasarkan pada ajarannya. Sebenarnya, Ibn al-`Arabi justrumempunyai teologi agama-agama yang sangat eksplisit. Dalamungkapan Ibn al-`Arabi sendiri, dia mengatakan: “Jalan menujuTuhan adalah sebanyak jiwa manusia itu sendiri.” Akan tetapikenyataan yang kita saksikan, bagaimana keanekaragaman agama itudihadapi atau diselesaikan dalam sejarah Islam tidak merupakan halyang monolitik, tergantung konteks masing-masing. Secara umum,bukan tidak akurat untuk mengatakan bahwa—demikian pula didunia Kristiani (yang cenderung, paling tidak pada periode AbadPertengahan, sangat tidak toleran baik intra maupun interreligiousdibanding di dalam Islam)—sebagian sarjana muslim telah menekan -kan pendekatan eksklusif, sementara yang lain lebih menekankankepada pendekatan yang lebih inklusif dan terbuka. Ibn al-`Arabinampaknya termasuk pemikir yang paling maju dan berpengalamanserta mendalam dari kategori kedua.Pembahasan Ibn al-`Arabi mengenai keanekaragaman agamadimulai dengan penegasannya bahwa Tuhan sendirilah yang menjadisumber perbedaan yang ada di seluruh alam ini. Jadi, perbedaaniman di antara umat manusia memang benar-benar berasal dariTuhan sendiri. Ibn al-`Arabi menulis:Allah sendiri yang menjadi sebab pertama perbedaan yangmuncul di alam semesta. Hal pertama yang dilihat oleh masingmasingyang eksis adalah sebab dari eksistensi mereka sendiri.Di dalam dirinya masing-masing mengetahui bahwa dirinyasebelumnya tidak ada, lalu menjadi ada melalui penciptaan yangterus menerus (fi huduth da’imin/temporal origination). Akantetapi, di dalam wujudnya atau eksistensinya sekarang, disposisimengenai eksistensi menjadi beragam. Oleh karenanya merekaberbeda pendapat tentang identitas dari sebab yang membuatBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 251

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!