12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Sunni sekarang ini. Di beberapa tempat, termasuk Indonesia, kitamelihat bahwa gaya dan pengetahuan mendalam Ibn al-`Arabi telahdiwariskan ke generasi-generasi di sepanjang abad. Akan tetapi yangmenarik, jika kita bertanya kepada kebanyakan orang muslimIndonesia, misalnya, yang telah mempraktikkan tradisi-tradisi yangsangat dipengaruhi oleh Ibn al-`Arabi, atau tentang Ibn al-`Arabi,mereka nampaknya akan mengatakan bahwa Ibn al-`Arabi seorangheretik/yang menyimpang dari ajaran murni. Maka tidak mengheran -kan jika kita menemukan ulama Sunni di Indonesia yang cenderungmengabaikan atau tidak peduli tentang Ibn al-`Arabi secara umum,akan tetapi mengajarkannya di lingkungan terbatas. Sebagaimanadiingatkan oleh Eric Winkel, “Para pendiri ajaran tasauf dapatmewariskan seluruh sistem pengembaraan spiritual mereka hanyadengan bersandar kepada fondasi yang telah dibuat oleh Ibn al-`Arabi. Shaykh-shaykh Sufi lokal dapat memperoleh akses ke karyakaryaIbn al-`Arabi melalui orang-orang yang mempopuler kan nya,seperti Sha`rani.” 31Jadi sekalipun masih terdapat polemik mengenai Ibn al-`Arabidan ajaran-ajarannya, akan tetapi dia sendiri sangat berpengaruhterhadap perkembangan tasauf kontemporer, baik dalam bentukintelektual maupun populernya. Akan tetapi perlu dicatat, perbedaankondisi dan situasi akan selalu menentukan bukan hanya model ataulingkup disseminasi ajaran Ibn al-`Arabi, akan tetapi juga caramemahaminya. Dalam kondisi tertentu—seperti yang kita lihatdalam kasus penyebab polemik yang dilakukan Ibn Taymiyyah—dokrin “kesatuan wujud” (wahdat al-wujud), misalnya, telahdiinterpretasikan sebagai monisme atau panteisme. Selanjutnya,kebanyakan orang juga akan melihat jalan tasauf sebagai usahapribadi untuk mencapai kesatuan dengan satu-satunya wujud—suatuusaha yang tidak akan mempunyai arti atau bermanfaat untuk“organized religion” (agama-agama yang mapan). Interpretasi yangrelativistik dan antiagama semacam itu 32 sangat jauh dari ajaran Ibnal-`Arabi, yaitu mereka mengabaikan perbedaan antara Islam denganagama-agama lain (sesuatu yang Ibn al-`Arabi sendiri tidak pernahmelakukannya), dan secara umum tidak memberikan pendapatmengenai pandangan-pandangan tentang “heresi”/penyimpanganyang diakui sebagai sah adanya.Bersamaan dengan meluasnya pengaruh Shaykh al-Akbar,Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 247

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!