12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>melihat hal ini sebagai tugasnya. Akan tetapi, dia memahamiperannya sebagai pembela ortodoksi/ortopraksi Islam dan ortodoksi/ortopraksi Tasauf di saat ketika dia memahami keduanya sedangberada dalam serangan budaya pluralistik yang hebat.Ajaran utama Ibn al-`Arabi yang sangat mengganggu IbnTaymiyyah adalah ajarannya tentang “kesatuan wujud” (seringdirujuk sebagai wahdat al-wujud, 22 walaupun Ibn al-`Arabi sendiritidak pernah menggunakan ekspresi ini). Di dalam ajaran ini, IbnTaymiyyah mendapati kesulitan terutama di dalam doktrin Ibn al-`Arabi tentang al-a’yan al-thabita atau “wujud yang tidakberubah.” 23 Bagi Ibn al-`Arabi, kata Arab ‘ayn merujuk kepada suatu“wujud” baik sebagai wujud yang eksis di alam maupun yang masihdi dalam kondisi non-eksis secara potensial berada di dalampemikiran Tuhan. Aktivitas kreatif Tuhan akan terjadi begitu Tuhanmenciptakan atau mewujudkan kombinasi wujud yang telahditentukan di dalam kesadaran Tuhan. Menurut skema ini, tak adasesuatupun yang diciptakan yang tidak mempunyai asal usulnyadalam Tuhan. Mengatakan sebaliknya, menurut Ibn al-`Arabi berartimasuk ke dalam bahaya shirk. Bagi Ibn al-`Arabi, Tuhan memangmenciptakan dari nihil (creatio exnihillo), akan tetapi tidak dalampengertian bahwa setiap realitas berada diluar imajinasi danpengetahuan Tuhan. Oleh karenanya “nihil” (nothingness) darisegala sesuatu yang diciptakan atau diwujudkan Tuhan, bagi Ibn al-`Arabi, tidak berarti tidak-ada-sesuatu secara literal—seperti yangdipahami Ibn Taymiyyah—suatu kehampaan yang tidak berkaitandengan dan sekaligus bertentangan dengan Wujud. Akan tetapi,“nihil” atau “kehampaan” (nothingness) yang diciptakan Tuhan bagiIbn al-`Arabi adalah ketidak-ber-ada-an (nonexistence) atau “preeksistence”24 dari segala sesuatu: yang beraneka ragam dan tidakterbatas yang ada di dalam pemikiran Tuhan.Ibn al-`Arabi berpendapat, misalnya, kenyataan bahwa Allah“melihat segala sesuatu” sebelum mereka eksis, sama sekali tidakbertentangan dengan fakta bahwa Dia menciptakan apa yang eksistersebut dari non-eksistensi. Sebenarnya perbedaan antara berbagaimacam “existensi” di satu sisi dengan “sesuatu” (thing-ness) di sisiyang lain adalah merupakan komponen metafisika penting dalamajaran Ibn al-`Arabi. Dengan kata lain, menurut Ibn al-`Arabidoktrin Kristiani tentang “penciptaan dari tidak ada” (creatioBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 243

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!