12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>sosial antarumat beragama, 67 sekalipun gagasan-gagasan pluralismeyang tertuang dalam buku tersebut masih diperdebatkan dengansengit di kalangan Muhammadiyah sendiri. Gagasan-gagasan senadajuga muncul di kalangan warga Nahdlatul Ulama, pergerakan Islamterbesar di Indonesia.MENYEMAI INKLUSIVISMESekalipun publikasi-publikasi gagasan tentang inklusivisme Islamsemakin gencar beberapa dekade belakangan ini, tampaknya gagasantersebut baru bergulir di kalangan elit pemikir muslim Indonesia,dan relatif belum menerobos ke level akar rumput. Indikator hal inidapat dilihat pada merebaknya konflik-konflik kekerasan bernuansaSARA. Kerusuhan-kerusuhan semacam ini, seperti di Ambon,Maluku Utara dan Poso, 68 dapat dilihat sebagai cerminan darihegemoni gagasan keagamaan–baik Islam, Kristen, atau lainnya–yangeksklusif dalam level pemahaman masyarakat.Akar dari berbagai kerusuhan itu tentu saja bukan agama, tetapiterutama bermula dari masalah-masalah ekonomi atau politik ditingkat lokal. Namun, pada tahap selanjutnya, eksklusivisme agamatelah dieksploitasi untuk menjustifikasi dan memperluas konflik.Parah dan berkelanjutannya “konflik agama” ini menunjukkan belumadanya mekanisme penanganan konflik yang efektif dan efisien sertamerupakan indikator ketidakbecusan negara dan aparat nya dalammenjalankan amanah yang diberikan warga negaranya.Lantaran hegemoni pemahaman keagamaan yang eksklusif–baikdi kalangan umat Islam, Kristen, atau lainnya–maka gagasan-gagasankeagamaan yang inklusif semestinya dikampanyekan secara lebihintesif lagi ke level akar rumput. Eksklusivisme keagamaan, yangtersebar relatif merata di kalangan awam, tentu saja tidak dapatdijadikan pijakan yang kukuh bagi suatu masyarakat yang beragam,seperti masyarakat Indonesia. Ia adalah fondasi kehidupanbermasyarakat yang sangat rapuh serta jelas menyimpan potensidahsyat sebagai sumber konflik dan disintegrasi sosial. Karena itu,merupakan tugas para sarjana–baik secara individual atau kolektif–untuk merumuskan sistem teologi yang inklusif dan menaburkanbenih-benihnya ke tengah masyarakat luas.Perumusan gagasan-gagasan keagamaan yang inklusif setidak nyamelibatkan upaya untuk menunjukkan bahwa koeksistensi–atau232 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!