12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>orang-orang Arab jahiliyah ini, Alquran menyitir pernyataan mereka:“Kami hanya mengabdi kepada mereka (yakni dewa-dewi jahiliyah)agar mereka bisa mendekatkan kami kepada Tuhan.” 14 Bahkan,seperti dinyatakan Alquran, 15 dalam keadaan tertentu, orang-orangArab jahiliyah biasanya menganut mono teisme temporal tanpa peduliimplikasi sikap semacam itu.Upaya kalangan tertentu umat Islam untuk mengganti padanankata Tuhan dalam berbagai bahasa dunia dengan Allah, jika dilihatdari perspektif di atas, jelas merupakan upaya yang berlawanandengan semangat universal dan inklusif konsep Tuhan yangdigagaskan Alquran. Upaya tersebut barangkali dimaksudkan untukmenegaskan bahwa terdapat karakteristik menyimpang dalampadanan kata-kata Allah dalam berbagai bahasa lain, dan bahwahanya dalam Islam ditemukan konsepsi yang benar tentang-Nya.Tetapi, penggantian ini pada faktanya didasarkan pada pemikiranyang kacau-balau. Allah, lantaran universalitas dan inklusivitas-Nya,tidak lebih dari padanan kata Tuhan dalam berbagai bahasa dunia.Kata Allah, dalam kenyataannya, bukan milik eksklusif kaummuslimin, tetapi telah digunakan di kalangan pengikut Yahudi danKristen yang berbahasa Arab, serta di kalangan orang-orang Arabjauh sebelum pewahyuan Alquran–ayah Nabi Muhammad, misal nya,bernama ‘Abd Allah.Dengan demikian, konsep Alquran tentang Tuhan bukanlahsesuatu yang sama sekali baru dalam perjalanan sejarah kemanusiaan.Paling tidak, ada suatu teori yang mendukung gagasan ini. Pada1912, Wilhelm Schmidt mempublikasikan karya monumentalnya,The Origin of the Idea of God. Di dalamnya ia mengungkapkanbahwa terdapat sejenis monoteisme primitif sebelum manusia mulaimenyembah sejumlah tuhan. Pada mulanya, menurut Schmidt,manusia hanya mengakui eksistensi satu Tuhan Yang Maha Tinggi,yang menciptakan dunia dan mengatur urusan manusia dari“kejauhan.” Para antropolog menduga bahwa lantaran terlalu jauhdan agungnya Tuhan Tertinggi itu, Dia lalu digantikan dengan dewadewayang lebih rendah dan lebih terjangkau oleh manusia. TeoriSchmidt juga mengemukakan evolusi semacam itu. Menurutnya,pada masa silam, Tuhan Tertinggi ini kemudian digantikan dengantuhan-tuhan yang lebih atraktif. 16Jika teori asal-usul dan perkembangan gagasan tentang TuhanBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 221

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!