12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>excluded. 35 Pada saat yang sama, mereka membangun perlawananterhadap dunia hegemonik global. Perlawanan itu tidak selalu berlangsungterbuka, tapi lebih sering melalui wacana, simbol-simboldan praktik sehari-hari (everiday forms of resistance), yang menandaipenolakan terhadap marjinalisasi budaya. 36 Dengan cara demikian,kontrol atas ruang sosial kembali mereka peroleh, sekalipundengan cara membatasi kawasan kontrol itu ke dalam lingkup sempitkomunalitas. Posisi individu yang berada di dalamnya sekaligusterkatrol, tidak lagi sekadar sebagai objek tapi sebagai subjek, aktoraktorkolektif yang menentukan sendiri makna holistik dalam pengalamanbersama. Sementara ambivalen dalam menerimaproduk-produk teknologinya, mereka secara tegas menolak segalabentuk dominasi—sosial, politik, dan ekonomi—Barat, yang terusmembayang-bayangi dengan segala keangkuhan nya. Bentuk resistensiyang bersifat pasif ini hanya memerlukan sedikit sentuhanuntuk bermetamorfosis menjadi perlawanan terbuka yang mengambilbentuk aksi-aksi jihad kolektif.Meminjam perspektif yang terdapat dalam teori-teori gerakansosial, mobilisasi biasanya dapat terjadi dalam struktur kesempatanpolitik (political opportunity structure) yang mendukung dan memungkinkanaktor-aktor gerakan untuk membingkai aksi-aksi mereka(framing) dengan seruan yang dapat memunculkankeprihatinan bersama. Karena bukan sekadar wacana, gerakan sosialjuga harus ditopang oleh ketersediaan struktur mobilisasi (mobilizingstructure) yang biasanya berakar dalam jaringan-jaringansosial yang sudah terbangun sebelumnya. Melalui jaringan itu massadan simpatisan direkrut dan dimobilisasi. Lebih dari sebatas persoalanideologis, radikalisme Islam bersinggungan dengan aspekpolitik, sosial, dan ekonomi. Jihad yang menjadi senjata utamakaum radikal berperan sebagai simbol dan bahasa yang dapat dipakaiuntuk menegosiasikan identitas di ruang publik. Ia mampumentransformasikan marjinalitas menjadi sentralitas dan kefrustrasianmenjadi heroisme. 37KESIMPULANKegagalan Indonesia membangun multikulturalisme agaknyabertanggungjawab atas meletusnya konflik komunal berdarah dipelbagai kawasan Indonesia pasca-Soeharto. Minat negara untukBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 213

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!