12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>jarang memperlihatkan keanehan-keanehan yang menonjol.Siapapun yang bergabung harus siap meninggalkan pakemkehidupan normal dan, dalam beberapa hal, menanggung stigma. Iasetidaknya harus siap untuk hidup “terpisah” dari masyarakatsekitar atau bahkan terputus dari keluarga. Ini karena, enklavekerap tumbuh mengambil bentuk sekte, “organisasi keagamaandengan keanggotaan sukarela yang didahului dengan konversi, dantentu saja sangat loyal, plus orientasi separatis, struktur sosialeksklusif, dan sikap asketisme yang ketat.” 33 Ia menutup diri daridunia luar dengan membangun dinding ekslusivitas virtual. Jikadunia di dalam komunitas digambarkan sebagai dunia ideal yangterbebas dari dosa-dosa syirik dan bid‘ah, maka dunia di luarnyaadalah dunia yang kotor berlumuran dengan dosa-dosa dekadensidan kemerosotan akhlak.Penekanan pada eksklusivitas dan gaya hidup yang berbedadalam budaya enklave jelas tidak bisa dipisahkan dari krisis identitasyang dialami banyak kalangan masyarakat. Ketika merasa bahwaidentitasnya terguncang, seseorang perlu mengkonsolidasi kannya.Hal ini dapat dilakukan dengan, misalnya, membatasi pilihan.Radio, tape-recorder dan televisi dengan demikian dilarang. Polainteraksi sosial yang tertutup dan pembatasan kontak dengan orang“di luar” berperan membatasi pilihan mereka yang tinggal dalamenklave. Karena wanita dipandang sebagai titik terlemah dalammempertahankan batas yang memisahkan mereka dari dunia yanglebih besar, maka enklave memaksa mengasingkan mereka dari“ruang publik”. Berdasarkan ajaran ikhtilat (yang melarangpergaulan antara pria dan wanita), para wanita diasingkan darilingkup pria dan hanya diperbolehkan berhubungan dengan priajika disertai suaminya atau mahram, yaitu saudara dekat laki-lakiyang tidak diizinkan untuk dinikahi. Ruang publik kerap hanyamilik pria. Wanita biasanya disibukkan dengan urusan domestikseperti merawat anak. Tubuh wanita berada di bawah kendali pria.Tak pelak lagi, budaya enklave memperkuat hegemoni maskulin,sebuah konfigurasi praktik gender yang mengabsahkan patriarki,menjamin posisi dominan pria, dan subordinasi wanita. 34Di dalam tembok tebal eksklusivitas yang berbalut marjinalitasitulah kaum radikal mengonsolidasikan identitas melalui apa yangdalam istilah Castells disebut the exclusion of the excluders by the212 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!