12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>dialog agama dalam pengertian yang sesungguhnya seperti yang sayapaparkan di atas dengan melibatkan “the others” atau “out-groups”yang berbeda visi, ideologi, interest, dan tujuan. Akibatnya, masingmasingkelompok agama seperti berada pada dua kutub ekstrem yangberlawanan: “moderat-progresif ” vs “militan-konservatif.” Duagerbong kelompok keagamaan ini berjalan dalam rel mereka sendiridengan agenda, strategi, taktik, cara, motivasi, kepentingan, dantujuan sendiri-sendiri. Masing-masing kelompok ini juga meng -apresiasi teks, wacana, ajaran, tradisi, dan simbol-simbol keagamaanyang berlainan untuk men dukung gerakan dan aksi-aksi keagamaanyang mereka lakukan.Ke depan, desain dialog agama harus diubah. Tantangan utamakaum moderat-progresif di Indonesia adalah mendesain kerangkadialog agama yang konstruktif dan produktif dengan melibatkankelompok “militan-konservatif ” atau “radikal-fundamentalis.” “Onecannot build a bridge starting in the middle,” seru John PaulLederach, intelektual dan praktisi perdamaian global, sebagai kritikatas model konvensional dialog dan pembangunan perdamaianberbasis agama (religious peacebuilding) yang hanya melibatkan faksimoderat. Antropolog Cynthia Mahmood yang pernah menulis bukutentang kaum militan Sikh, Fighting for Faith and Nation: Dialogwith Sikh Militants, suatu saat mengatakan “inviting the religiousmillitant groups in the peace process are fruitful and strategic,particularly when religious identities become main root causes forviolent acts” (Science, vol. 264: 1018-1019).Di pihak lain, kelompok militan-konservatif juga harus maumembuka diri untuk terlibat dalam desain dialog agama ini sertamenghentikan provokasi-provokasi menyesatkan yang bisamenyakitkan pihak lain dan memicu timbulnya kekerasan. MUIsebagai salah satu institusi keislaman penting di Tanah Air juga sudahsaatnya untuk mengubah model monolog yang selama ini diterapkandalam setiap upaya penyelesaiaan masalah keagamaan untuk digantidengan format dialog agama yang membangun dan produktif dalambingkai keragaman dan semangat untuk mencari solusi konstruktifyang tidak merugikan pihak lain. Sebagai wadah perkumpulan paraulama, sementara ulama sendiri adalah “pewaris para nabi” sepertidikatakan dalam sebuah hadis, MUI semestinya menjadikan perilakuNabi Muhammad saw. yang terbuka, peaceful, toleran, dan pluralisBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 191

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!