12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>mentransformasi para pengikut agama yang semula sangat keras,fanatik, konservatif, inward-looking, close-minded, ethnocentric, danmilitan kemudian menjadi lunak, terbuka, open-minded, outwardlooking,toleran, dan berwatak pluralis. Mereka yang semula salingmembenci, mencurigai, memusuhi, dan antipati bisa berubahmenjadi saling menghargai, mencintai, dan empati satu sama lain.Mereka sadar bahwa jalan kekerasan dan watak konservatisme yangmereka tempuh hanyalah membuahkan sikap permusuhan,malapetaka, dan bencana kemanusiaan belaka.Seorang teman saya yang kebetulan pendeta Mennonite dariSolo berkisah bahwa dia telah lama bekerja sama dengan salahseorang bekas “komandan jihad” pada waktu kerusuhan di Ambondan Maluku (1999-2001) untuk membangun perdamaian danrekonstruksi paska konflik serta menolong para korban kekerasandan bencana alam seperti di Aceh dalam bentuk bantuan materialmaupun sarana-sarana non-material seperti pendampingan, traumahealing, pastoral, pelatihan transformasi konflik, dlsb. Si pendetayang Tionghoa tadi bertutur bahwa setelah lama bergaul dan bekerjasama untuk aksi-aksi kemanusiaan, si mantan “komandan jihad” tadikemudian menyadari kekhilafan yang ia lakukan selama ini denganmemusuhi non-Muslim. Ia kemudian berubah menjadi figur yangtoleran dan pluralis. Rupanya “dakwah bil hal” tadi mampu men -transformasi kebencian menjadi cinta, kekasaran menjadi kelembut -an, dan kekerasan menjadi perdamaian. Inilah contoh kecil daribentuk “humanity model” atau “practice model” dialog agama. Diantara kisah-kisah sukses lain dialog agama untuk kemanusiaan yangtransforming, enlightening, dan inspiring yang mampu menjadimedium pembangunan perdamaian global ini, al, dimuat dalam bukuyang diedit Prof. David Little dari Universitas Harvard, Peacemakersin Action dan juga People Building Peace yang diedit oleh Paul vanTongeren.Sejauh yang saya amati format dialog agama di Indonesia belummenunjukkan perubahan berarti. Memang lembaga-lembaga dialogagama menjamur di mana-mana dari Jakarta sampai kota-kota kecilkabupaten tetapi desain lembaga atau forum antar-agama itusebetulnya bersifat monolog karena lembaga/forum interfaith tadihanya diisi oleh orang-orang yang memiliki pemahaman keagamaanseragam. Sejauh ini belum banyak upaya dilakukan apa yang disebut190 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!