12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>“kritis-empatik.” Kritis karena desain dialog ini berusaha me -nyingkap secara jujur perbedaan-perbedaan masing-masing agamatermasuk “bopeng-bopeng” sejarah keagamaan, akan tetapi semuaitu dilakukan dengan sikap “empatik” dan spirit untuk saling me -mahami dan menghargai (mutual understanding and respect). Selamaini memang telah dilakukan upaya penyingkapan perbedaanperbedaankeagamaan dan keberagamaan itu akan tetapi hal itudilakukan dalam format monolog atau, kalau tidak, “debat kusir”yang diiringi sikap sinisme dan semangat penuh kebencian untukmenjatuhkan kelompok keagamaan lain di satu sisi dan meneguhkankebenaran dan superioritas kelompok keagamaanya sendiri di pihaklain. Model dialog semacam ini tentu saja kontra-produktif denganspirit dialog agama itu sendiri.Ada juga yang mempelajari dan mendalami ajaran, teks, dantradisi agama lain akan tetapi, lagi-lagi, semua itu dilakukan denganmotivasi atau niat untuk mencari kesalahan atau kelemahan agamaitu. Ahmad Deedat, Ravi Zacharias, Robert Spencer, Bat Ye’or,Samuel Shahid, Daniel Pipes, Srdja Trifkovic, Paul Cook, sekadarmenyebut beberapa nama beken, adalah contoh dari orang yangmempelajari agama tertentu tetapi dengan motif untuk merontok -kan basis teologis dan menghancurkan citra agama itu, bukan untukmenyelami dan mencari “wisdom” dari agama yang mereka pelajari.Nama-nama di atas tentu saja berbeda dengan, misalnya, HustonSmith, Diana Eck, Hans Kung, Rabia Terri Harris, Peter Ochs,Daisaku Ikeda, Charles Lindholm, dll yang mempelajari agama dankomunitas agama lain dengan sikap empati dan semangat untukmengetahui lebih jauh keunikan dan keragaman agama yang merekapelajari.Perlu juga diketahui bahwa definisi dialog agama bukan hanyaterbatas pada perkataan melainkan juga perbuatan, misalnya tindak -an antarkelompok agama untuk melakukan aksi-aksi kemanusiaanseperti kolaborasi lintas-agama untuk menangani kemiskinan, konflikkekerasan, kelaparan, bencana alam, pengungsian, dlsb. Modeldialog agama ini oleh Mohamed Abu-Nimer, direktur SalaamInstitute of Peace di Washington, D.C., disebut sebagai humanitymodel sementara Leo Swidler seorang sarjana dan praktisi dialogagama dari Temple University menyebutnya practice model (cf.Smock, ed., 2002). Banyak dialog agama jenis ini yang mampuBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 189

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!