12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>violence (ini istilah Pierre Bourdieu) berupa pelecehan, stigmatisasi,penghinaan, atau penyesatan terhadap kelompok agama/kepercayaantertentu. Sejumlah kasus kekerasan berbasis agama yang mewarnaiIndonesia dewasa ini seperti yang menimpa atas Ahmadiyah, Shi’ah,Islam Jama’ah, dan beberapa sekte agama lokal tentu saja sangatmengkhawatirkan masa depan hubungan agama-agama, interfaithdialog dan religious peace building di negeri ini padahal dialog agama,seperti dikatakan Richard Solomon, Presiden United States Instituteof Peace (USIP), adalah salah satu basis utama bagi terciptanyapembangunan perdamaian abadi (enduring peacebuilding) (Smock,ed. 2002).Dialog agama yang dimaksud dalam tulisan ini tentu saja bukanface-to-face conversations dalam seminar, diskusi, simposium,workshop, lokakarya, atau dalam forum-forum debat publik formalyang melibatkan berbagai kelompok keagamaan, melainkan proseskomunikasi yang terus-menerus untuk memahami pemikiran,worldviews, ajaran, tradisi, budaya, pemahaman, sistem kepercaya -an, dan filosofi hidup komunitas keagamaan lain (outsiders). Padakonsep yang paling dasar dan sederhana, arti dialog agama (baikdalam konteks dialog antar-agama atau dialog intra-agama) adalahsimpel: masing-masing individu dan kelompok yang berbeda agamaatau mazhab pemikiran itu bertemu dalam sebuah ruang atau forumuntuk melakukan pembicaraan. Tetapi karakter pertemuan dantujuan pembicaraan ini tidaklah sesimpel seperti yang kita bayangkankarena syarat dari sebuah dialog agama—seperti dipaparkan LeonardSwidler, profesor dialog antar-agama dari Temple University—adalahmasing-masing partisipan harus berniat tulus dan memiliki komitmenkuat untuk mempelajari dan me mahami argumen dan perspektifpemikiran keagamaan kelompok lain. Selama syarat ini belumterpenuhi, maka sesungguhnya dialog agama itu tidak pernahterwujud meskipun lembaga-lembaga interfaith dialog bertebaran dimana-mana.Lebih lanjut, tujuan dialog adalah untuk meningkatkan pe -mahaman atas diri dan “yang lain” bukan kesuksesan argumenmelawan yang lain seperti umumnya dalam debat. Semangat yangdicari dalam sebuah dialog adalah common values and strenghts yangbisa dijadikan sebagai pedoman bersama atau solusi bersama untukmembangun hubungan keagamaan yang sehat dan saling memahamiBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 187

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!