12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Selanjutnya, ketiga, masih menurut Eck, pluralisme bukanrelativisme, tetapi the encounter of commitment. Dalam paradigmabaru pluralisme bukan berarti seseorang harus menanggalkanidentitas keagamaan dan komitmennya terhadap agama tertentu,melainkan inti dari pluralisme adalah perjumpaan komitmen untukmembangun hubungan sinergis satu dengan yang lain. Seorangpluralis bukan berarti tidak mengakui eksistensi perbedaan agamasebab perbedaan itu adalah natural, intrinsik, dan given (sunatullah)yang tidak bisa dihindari, akan tetapi perbedaan agama itu dijadikansebagai sumber bagi hubungan agama yang sehat, sebagai kekuatanpemersatu, bukan sebaliknya melihat perbedaan itu sebagai faktorpemecah (divider) yang mengancam identitas keagamaan dankebudayaan tertentu. Dalam konteks ini, seorang pluralis akanmemandang agama sebagai “unite factor” ketimbang “divide one.”Prasyarat real commiment ini membedakan konsep pluralisme darirelativisme. Dalam relativisme tidak ada sikap komitmen hanyasebatas keterbukaan sementara pluralisme mengsyaratkan kedua nya.Keempat, pluralisme berbeda dengan sinkretisme. Jikapluralisme mengandaikan mutual respect dan dibangun di atas basissaling menghormati dan menghargai perbedaan dan keunikanmasing-masing tradisi agama, sinkretisme adalah sebuah kreasiagama baru dengan mencampuradukkan aneka elemen dari berbagaitradisi agama yang berbeda. Ada banyak contoh dari “agamasinkretik” ini, misalnya New Age yang dalam batas tertentumerupakan sinkretisme informal agama yang “ajaran”-nya diambildari berbagai tradisi: ritual Native American, yoga Hindu, meditasiBudha, sistem pengobatan Ayuverdic, mistisime Kristen, dan SufismeIslam. Baha’i Faith juga bisa dikategorikan sebagai agama sinkretikmengingat karakter keagamaanya yang merupakan perpaduan dariunsur-unsur Islam, Kristen, Budha, dan Yahudi. Demikian pulaKejawen ataupun Kebatinan bisa dianggap sebagai sinkretismekarena ada unsur-unsur Islam, Hindu, Buddha, dan spiritualitas lokaldi dalamnya. Jika sinkretisme dipahami sebagai pencampuradukanberbagai elemen keagamaan dan kebudayaan yang berlainan, makasesungguhnya semua agama di dunia ini adalah “sinkretik” dalampengertian tidak ada agama yang pristine atau murni turun langsungdari langit dengan sejumlah paket ajaran. Setiap agama tumbuh danberkembang melalui proses penyerapan dan sintesis dari tradisi,184 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!