12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>tentang pluralisme agama sebagai berikut:“Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkanbahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaransetiap agama adalah relatif; oleh sebab itu setiap pemeluk agamatidak boleh mengklaim bahwa agamanya saja yang benarsedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga meng -ajarkan bahwa semua agama akan masuk dan berdampingan disurga.”Setelah mendefinisikan “pluralisme agama,” MUI—dalam halini Komisi Fatwa—kemudian mengharamkan umat Islam untukmengikuti “ajaran” pluralisme agama karena paham ini merekaanggap berlawanan dengan ajaran Islam. 3 Beberapa ayat Alquranyang “seirama” dengan semangat eksklusif MUI pun dinukil sebagaipembenar dan stempel teologis tanpa memperhatikan kontekssosiologis, sejarah, dan ragam tafsir ayat-ayat tadi (selanjutnya lihatdi http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?)Kedua kelompok konservatif Kristen dan Islam ini—termasukMUI—sejauh yang saya tahu telah “salah baca” (misreading) dansalah pengertian (misunderstanding) terhadap konsep dan pahampluralisme. Webster’s Third International mendefinisikan plural ismesebagai sikap atau cara pandang untuk merespon fakta pluralitas(diversity). Jelasnya, pluralisme berarti (1) “a state of society in whichmembers of diverse ethnic, religious, racial, or social groups maintainan autonomous participation in and development of their traditionalculture or special interest within the confines of a commoncivilization; [and] (2) a concept, doctrine, or policy advocating thisstate” (dikutip dari Hutchison 2004: 4). Di Amerika Serikat,menurut Hutchison (ibid: 5), kata “diversity” berakar sejak paruhpertama abad ke-19, sementara “pluralism” baru muncul pada paruhkedua abad ke-20 sebagai reaksi atas realitas ke majemukan agamaagamadi AS itu.Menurut pakar pluralisme, Thomas Banchoff yang juga direkturBerkley Center for Religion, Peace, and World Affairs, definisi“pluralisme agama” sangat variatif. Dalam teologi, kata Banchoff,kata ini mengandung makna harmoni, konvergensi, dankompatibilitas lintas tradisi agama. Dalam perspektif teologi,180 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!