12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>berbudaya dan beradab. Selain itu, agama juga berisi ajaran, doktrin,teks, dan simbol-simbol yang positif dan mencerahkan yang bisadijadikan sebagai “common values” dan basis untuk membangundialog peradaban antar kemanusiaan yang kondusif dan prospektif.Dalam konteks bangsa Indonesia yang sangat kompleks danmajemuk, cara pandang keagamaan yang toleran, pluralis, danpeaceful sangat diperlukan untuk menjaga kosmos dan bumi pertiwiagar tidak tenggelam dalam jurang pertikaian, kekerasan, danpeperangan.Penegasan ini penting mengingat masalah kebebasan beragama,perdamaian, toleransi, dan pluralisme agama dewasa ini—termasukdi negara-negara yang mayoritas Muslim dan berbasis Islam sepertiArab Saudi, Mesir, Pakistan, Iran, dan Indonesia—sedang dalamtahap memprihatinkan. Cermin atas rendahnya kesadaran (sebagian)kaum muslim dalam hal kebebasan beragama dan sikap toleranpluralisini terlihat dalam International Religious Freedom Report2008 yang dikeluarkan Bureau of <strong>Democracy</strong>, Human Rights, andLabor, U.S. Department of State dan juga beberapa lembaga surveyterkemuka di AS seperti The Pew Forum on Religion and Public Lifedan Freedom House. Tragisnya, di Indonesia khususnya, banyakumat beragama baik muslim maupun non-Muslim yang salah bacadalam menilai konsep pluralisme. Beberapa kelompok Kristenkonservatif misalnya menganggap wacana pluralisme sebagaiancaman atas identitas, sendi-sendi dan nilai-nilai ke kristenan yangmereka yakini kebenarannya mutlak dari Tuhan, mengancam doktrinevangelisme dan misionarisme, dll, karena itu mereka jugamenyerang kelompok Kristen moderat-pluralis dan menganggapmereka telah menyeleweng dari ajaran tradisional Kristen.Kelompok keislaman tertentu di Tanah Air juga merasa terancamdengan paham pluralisme yang mereka baca sebagai penegasiankebenaran agama Islam. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI)secara serampangan menyamakan pluralisme dengan sinkretisme—sebuah pencampuradukan paham keagamaan, penyamarataan dok -trin kebenaran yang secara esensial, menurut mereka, ber tentangandengan Islam sebagai “satu-satunya jalan kebenaran” (klaim yangsama juga dilakukan para pengikut agama lain). Dalam fatwa MUItentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama bernomor7/Munas VII/MUI/11/2005 ada penjelasan tentang perspektif MUIBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 179

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!