12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>cruelest political struggles are those that have been colored, inspired,and legitimized by religion.” Mungkin Hans Kung terlalu berlebihanketika merumuskan agama sebagai sumber malapetaka paling kejamdalam sejarah kemanusiaan. Rasisme, ethnocentrism, dan ideologiadalah anak kandung zaman yang kita tahu juga menjadi faktorpenting dalam proses penciptaan “sejarah kegelapan” yang menelanjutaan korban manusia.Tetapi Hans Kung yang juga profesor ecumenical theology diUniversitas Tubingen, Jerman ini jelas tidak sedang berilusi ketikamenyatakan agama sebagai sumber inspirasi paling bengis dalamsejarah politik manusia yang berebut kekuasaan. Kita harus akuisecara jujur dan penuh penyesalan bahwa agama menjadi elemenpenting bagi munculnya kekerasan komunal di tingkat internasionaldewasa ini mulai Irlandia Utara, Arab, Timur Tengah, Balkan, Sudan,Pakistan, Afghanistan, India, Bangladesh, sampai Indonesia. Gerakanekstremisme Sikh, nasionalisme Hindu, dan komunalisme Islam diIndia, perang antara kelompok Buddha Sinhala dengan Hindu Tamildi Sri Lanka, pertempuran antara kelompok nationalis Katolik danunionis Protestan di Belfast, kekerasan antara militan Shi’ah danSunni di Iraq, kaum Yahudi Israel versus muslim Palestina, ataukerusuhan antara muslim dan Kristen di Ambon dan Poso adalahsedikit contoh betapa agama telah menjelma menjadi “sumberkonflik” memilukan. Fakta “perang agama” ini belum termasuk takterhitung data mengenai aksi-aksi vandalisme, terorisme, kerusuhan,penghinaan, pengrusakan, dll seperti yang secara rutin dilakukanoleh Front Pembela Islam (FPI) dan beberapa elemen Islam radikal diIndonesia. Juga data ini belum termasuk sejarah gelap “perangagama” masa lalu yang terjadi dalam tradisi Islam, Kristen, Yahudidan agama-agama besar lain.Ahli Islam dan Timur Tengah, Mark Juergensmeyer dalam salahsatu karyanya, Terror in the Mind of God: The Global Rise ofReligious Violence telah mendokumentasikan dengan baik data-datakekerasan agama kontemporer yang diwarnai, diinspirasi, dandilegitimasi oleh “agama-agama dunia,” untuk meminjam istilahMax Weber, mulai Islam, Protestan, Katolik, Yahudi, Buddha, Hindu,Sikh, dll. Agama bisa menjadi mesin pembunuh dan perusak yangsadis, kata Juergensmeyer, karena ia memuat teks, ajaran, doktrin,slogan, jargon, simbol, adat-istiadat, dlsb yang mampu mengilhami,176 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!