12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>kepercayaan mereka tentunya. Kesalehan memang tidak untukdipertontonkan ke publik ramai apalagi dengan sikap pamer danangkuh. Kualitas kesalehan seseorang juga bukan diukur dari bajuyang mahal atau tempat ibadah yang megah karena memang Tuhantidak membutuhkan gedung-gedung dan ruang mewah untuk ber -ibadah dan berdoa. Sikap toleran dan semangat membantu oranglain yang dipraktekkan Brother Roger itu diinspirasi oleh ibunyayang juga menjadi “pelayan kemanusiaan” saat Perang Dunia Imeletus.Watak melayani umat yang menjadi karakter komunitas Taizeinilah yang membuat Patrick Burke (1990) menyebutnya sebagai“mikrokosmos Gereja”—tentu saja bukan “gereja” dalam pengertiangedung tempat ibadah yang eksklusif buat kaum Kristen melainkangereja sebagai simbol komunitas lintas-budaya dan kemanusiaan.Brother Roger yang menulis tesis berjudul The Ideal of the MonasticLife before St. Benedict and its Conformity with the Gospel itumemang mengimajinasikan Taize sebagai “komunitas universal” yangdidedikasikan untuk mengabdi kepada umat manusia sebagai wujuddan ekspresi rasa cinta kepada Tuhan. Imajinasi dan idealitas BrotherRoger itu dituangkan dalam The Rule of Taize yang ia buat dalammasa “khalwat” yang sunyi-sepi pada tahun 1952-53. Untukmenghormati para pengikut agama lain, aturan atau semacam “codeof conduct” itu tidak dibuat dengan merujuk secara eksplisit padadogma atau doktrin agama tertentu—termasuk agama Katolik yangdipeluknya—meskipun di sana-sini bertaburan kutipan dari kitabsuci. Tata-aturan atau “kode etik” itu kemudian dipublikasikandengan judul The Parable of Community.“Komunitas” memang menjadi kata kunci untuk memahamispiritualitas Taize dan filsafat hidup Brother Roger. Ia memangmengibaratkan—atau tepatnya mengidealkan—gereja dan duniasebagai “brotherly community,” untuk meminjam istilah Burke(1990: 233-45), yakni sebuah komunitas yang didasari pada spiritpersaudaraan sebagai sesama umat Tuhan tanpa memandang latarbelakang agama, etnis, negara, jenis kelamin dan sebagainya. Kata“komunitas” juga mengandaikan sebuah kehidupan yang guyuprukun,tepa-selira, saling membantu dan menghargai (perbedaan)satu sama lain. Secara implisit kalimat “the parable of community”mengandung makna bahwa umat manusia meskipun berbeda latarBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 171

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!