12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>yang bergelimpangan berserakan di mana-mana. Inilah salah satualasan kenapa Brother Roger memilih Prancis dan bukan Swit -zerland, negara di mana ia dilahirkan, sebagai tempat penam pung ankorban perang sekaligus untuk menciptakan “komunitas baruberbasis iman” yang ia visikan. Pada tahun 1941, Brother Rogermenulis: “the defeat of France awoke powerful sympathy. If a housecould be found there, of the kind we had dreamed of, it would offera possible way of assisting some of those most discouraged, thosedeprived of a livelihood; and it could be a place of silence and work”(Burke 1990; cf. http://taize.fr).Impian Brother Roger yang pengikut Katolik taat ini punterwujud. Tak lama kemudian dia berhasil mendapatkan sebuahrumah tak berpenghuni plus sebidang tanah kosong di desa Taize dikawasan Burgundy, salah satu daerah termiskin dan terpuruk akibatperang di Prancis. Di sinilah Brother Roger yang pernah bertahuntahunmenderita sakit tuberculosis itu merajut karir barunya: bekerjadi ladang seraya menawarkan pertolongoan dan penam pung ankepada para pengungsi perang termasuk kaum agnostik dan wargaYahudi yang dikejar-kejar Hitler. Kisah pelayanan dan pengabdianuntuk kemanusiaan yang tulus tanpa memandang etnis dan agamayang dilakukan Brother Roger sungguh mengharu-biru. Taize padatahun 1940-an adalah desa kecil yang gersang dan terisolir. Tidakada sanitasi, sistem pengairan modern, apalagi toko-toko penjualmakanan. Satu-satunya sumber air minum adalah mata air atau telagadi hutan dekat kampung Taize. Untuk memenuhi kebutuhan makanpara pengungsi, Brother Roger membeli tepung jagung yang dijualmurah di sebuah pabrik penggilingan. Oleh Brother Roger dengandibantu saudara perempuannya, Genevieve, tepung itu dibuat supyang kemudian menjadi makanan utama mereka.Di luar rutinitas pelayanan kemanusiaan itu, Brother Roger yangpernah belajar teologi di Lausanne University ini selalu me -nyempatkan diri untuk berdoa dan menyanyikan lagu-lagu rohaniseorang diri bukan di rumah melainkan di tempat terpencil, bahkansering kali doa dan proses ibadahnya dilakukan di tengah hutan.Alasan Brother Roger adalah toleransi, yakni dia tidak inginmenganggu keimanan dan agama para pengungsi yang kebetulanbukan Kristen. Meski begitu dia menyarankan para pengungsi untuktidak sungkan-sungkan memanjatkan doa menurut keimanan dan170 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!